Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menulis Seperti Menjadi Diri Sendiri

25 Agustus 2014   18:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:36 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktifitas menulis adalah aktifitas yang membuat hampir semua indra bekerja. Dengan menulis , kita menuaikan ide, gagasan, kesadaran, keilmuan, perasaan hingga ketrampilan layaknya seorang penyanyi, penari hingga pelukis. Menulis walau tak diwajibkan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan khusus tetap meminta sesuatu yang akan kita bagikan. Ada transformasi pada ide dan gagasan hingga menjadi rangkaian huruf dan kata hingga menjadi kalimat kalimat yang bernas.

Menulis bisa dilakukan dalam keadaan apapun. Tidak seperti aktifitas manusia lainnya. Menulis dalam keadaan emosi apapun bisa dilakukan. Ketika sedang marah, maka tulisan akan membentuk hentakan emosi yang meluap luap. Ketika kita sedang sedih maka hasil tulisan kita akan mengharu biru, menyayat dan penuh dengan ungkapan pedih dan lara. Pun ketika kita sedang terjebak dalam perasaan cinta, tulisan kita jauh lebih berbunga bunga. Produktifitas menulis kita sedang dalam posisi menanjak . Cinta memang membuat segalanya indah  termasuk ketika kita sedang menulis.

Adakah Waktu Khusus Untuk Menulis

Saya sendiri tak pernah menyediakan waktu khusus, walau ada beberapa orang yang menyediakan dan mengalokasikan waktu khusus.  Bagi saya menulis seperti menumpahkan uneg uneg dihati. Melemparkan segala beban yang menggayut di kepala. Menulis lebih sebagai sarana menuaikan ide dalam wadah yang akan kita baca secara pribadi maupun dipublish sehingga dibaca banyak orang.

Tapi saya  menulis ketika ada kesempatan untuk menulis, atau bila kepentok dan saya sudah dalam taraf 'libido' menulis saya sedang tinggi. saya harus segera  mencari penyaluran. Kesempatan itu harus segera dibuat. Setelah menulis dan menghasilakan bentuk tulisan maka dengan sendirinya 'orgasme' menulis itu terpenuhi. Jangan ditanya tentang kepuasan, menulis bagi saya selalu membuat saluran otak dan hati saya puas. Plong...tanpa beban. Karena diawal menulis saya tak menargetkan apa apa dan tak berharap apa apa juga. Menulis adalah proses mengalir layaknya air mencari jalannya.

Menjadi diri sendiri

Menulis bagi saya adalah proses alami yang terjadi didalam pikiran dan perasaan kita. lalu mengkristal dalam bentuk ide. Kristal kristal yang menumpuk lalu dipoles dalam ketrampilan memilih kata kata yang pas. Tidak berlebihan dan tidak miskin ide. Kristal itu tak harus mengkilap hingga orang terperdaya . Kristal itu juga harus asli dan bukan rekayasa yang menafikan keaslian perasaan kita.

Menulis apa yang ada. Apa yang terlintas, apa yang terlihat, apa yang terdengar, apa yang terbetik. menulis dengan perasaan yang dalam dengan tujuan sebagai muara dari pelepasan ide dan gagasan. Walau terlihat sangat sederhana tulisan adalah apa yang ada di dalam benak sipenulis.

Menulis Tanpa Tekanan

Mengalirlah, jangan menekankan, jangan memaksakan, jangan mengintimidasi perasaan kita ketika menulis. Dan jangan menulis dengan kebohongan, kepalsuan, kebencian, menulis harus dengan hati dan dialirkan pada sungai bening kemanfaatan. Menulislah demi kebenaran, menulislah demi kebahagian orang lain.

Menulis dengan tekanan dan paksaan hanya menghasilkan tulisan yang keras, kaku dan dangkal. Ada penulis yang memaksakan kehendak, memalsukan kebenaran, mengibarkan panji permusuhan demi kontroversi yang akan menaikan ratingnya secara instan dan palsu. Makna tulisan akan samar dan tak jelas.

Kenapa harus menulis

Bila kita tak menuliskan perasaan kita, tak menuliskan ide dan gagasan kita. Kita akan mudah melupakan banyak hal yang berguna dan bermanfaat untuk diri kita sendiri dan juga untuk banyak orang. Menulis akan membuat kehidupan mengalir dan menjadi jembatan antar zaman. Menjadi jembatan antar manusia. Menulis tak mengenal ruang dan waktu apalagi SARA.

Maka menulis adalah cara sederhana dalam memberitahukan zaman yang akan datang tentang sebuah gagasan yang dulu pernah ada. Sejarah adalah bagian dari tulisan masa lalu. Masa depan adalah praduga tulisan hari ini. dan kenyataan adalah tulisan itu sendiri.

Menulislah...Kebenaran itu akan terlihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun