Semalam sekitar pukul 23:30 saya yang mengendarai sepeda motor dihentikan oleh belasan petugas kepolisian. Sebagian besar tidak mengenakan pakaian dinas hanya beberapa orang petugas saja yang mengenakan pakaian dinas. Mobil patroli polisi pun diparkir agak tersembunyi di sebuah pelataran warung yang sudah tutup.
Tempat yang dipakai untuk melakukan operasi lalin juga gelap dan ditempat yang sepi. Tadi saya pilir ada kecelakaan lalu lintas , kok ada kerumunan orang di tengah jalan eh ternyata ketika sudah dekat saya baru sadar ada operasi kepolisian. Tak ada tanda dan peringatan berupa rambu.
Beberapa kendaraan sudah dihentikan polisi termasuk sepeda motor saya. Seorang polisi berpakaian preman menghampiri dan menanyakan surat kelengkapan motor yang saya miliki. STNK yang ada di dompet saya serahkan namun SIM tak ada, raib entah kemana. Singkat cerita saya pun digelandang ke sebuah warung. Sudah ada seorang polisi berpakaian dinas yang menunggu saya. Juga saya lihat beberapa orang yang bernasib sama dengan saya.
Suasana agak gaduh ketika seorang pelanggar lalin yang tak bisa menunjukan STNK meminta sepeda motornya tidak dibawa ke kantor polsek. Dengan suara yang agak sedikit emosi dan meminta penegertian polisi. si lelaki itu terus memaksa, polisi yang menangani ikut emosi walau berakhir si polisi menyarankan si lelaki itu berbicara dengan seorang polisi lainnya yang mungkin penanggung jawab operasi.
Giliran saya, sebelum saya nampaknya ada remaja yang berhasil 'berdamai' dengan petugas. Dengan ramah polisi itu menasehati agar segera membuat SIM. saya diminta polisi menunjukan KTP dengan agak tersamar petugas polisi juga menanyakan : apakah saya mau ditilang saja ? rupanya ada opsi lain rpanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H