[caption id="attachment_368431" align="aligncenter" width="515" caption="Ilustrasi Kompasianer. (Kompasiana)"][/caption]
Kemarin pagi, saya diminta datang ke rumah seorang teman sekaligus seorang pengusaha dan pemilik perusahaan konsultan. Maka pagi-pagi setelah mengantar buah hati dan belahan hati ke sekolah saya pun langsung ngacir menuju alamat yang diminta. Perjalanan yang baru pertama kali membuat saya harus turun dari tunggangan saya sebanyak dua kali. Maklum malu bertanya sesat di jalan. Apalagi kepergian saya pagi itu bukan di jalan yang sesat.
Setelah menempuh perjalanan penuh debu dan kemacetan yang masih terurai saya pun dengan selamat tak kurang suatu apa pun sampai di tempat yang diminta. Tapi belum ketemu rumah yang dituju. Baru ketemu kompleks perumahan yang diminta. Dengan adat Timur yang saya pegang erat, sesuai di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, saya pun bertanya kepada beberapa orang di sekitaran kompleks perumahan tersebut.
Kebetulan ada sekumpulan ibu-ibu muda yang dari tampilannya sedang menunggui buah hatinya yang sedang bersekolah di TK dan SD di kompleks perumahan itu.
"Punten Bu, tahu alamat Perumahan Bianglala no 8? " tanya saya dengan sopan dan ta'zim penuh hormat.
"Oh, kalo Perumahan Bianglala ya ini Mas, tapi kalo ditanya nomor 8 saya ga tau, coba tanya sama tukang baso itu," seorang Ibu muda menjawab pertanyaan saya dengan senyumnya yang ramah sembari menunjuk si tukang baso yang lagi sepi pembeli.
"O, iya Bu. Terima kasih ya." Saya langsung menuju TKP yang ditunjuk si ibu muda itu.
Dengan berjalan kaki karena memang dekat jaraknya, saya hampiri si tukang baso tersebut. Lagi-lagi dengan rasa sopan dan takzim saya kembali bertanya ke tukang baso alamat yang saya cari. Saya jadi teringat pidato Presiden Jokowi waktu pelantikan yang menyebut tukang baso, rupanya Pak Jokowi sangat memperhatikan profesi ini. Ada wajah Jokowi di wajah abang baso ini.
Tukang baso yang saya tanya alamat yang saya cari juga kelihatan bingung. Ya, udah saya sebutkan saja nama teman saya yang memang seorang pengusaha itu. Jrenngg... tukang baso itu langsung menunjuk rumah yang baru saja saya datangi barusan, di mana ada sekelompok ibu-ibu muda. Lho, jadi rumah itu rumah Pak Bibit. Wualah saya tersesat di jalan yang benar.
Saya jadi tersenyum sendiri kok nomer rumah pada ga di pasang ya... coba kalo dipasang kan gampang nyarinya. Singkat cerita saya pun kembali ke rumah tersebut dan menemui si empu rumah yang ingin saya temui. Berhubung si empu rumah sedang keluar saya kembali menuju ke tukang baso, sebagai ucapan terima kasih saya pun memborong basonya sebanyak satu mangkok plus minuman dingin. Kelar makan baso, si empu rumah sudah kembali. saya langsung menuju TKP. Ini dia teman yang sangat ingin ketemu dengan saya. Sudah dari tiga hari yang lalu ia minta saya datang dan menemuinya. Namun karena kesibukan baru kemarin bisa saya temui (gayanya sok sibuk amat...).
Bertemu dengan teman saya ini yang seorang pengusaha, pemilik sekolah, pemilik perusahaan jasa konsultan langsung menuju pokok pembicaraan. Teman saya ini menanyakan keterampilan yang saya miliki dan apa yang saya sudah saya kerjakan selama ini. Ditanya seperti itu kontan saya menjawab keterampilan saya menulis di Kompasiana, bercita cita sedang membuat buku dan dibumbui kemarin terpilih menjadi salah satu pemenang blog contest Kompasiana Pertamina. Rupanya ia sangat tertarik, dan langsung meminta saya membantunya dalam sebuah proyek di sebuah kabupaten. Ia langsung menyebutkan nominal yang akan saya dapatkan dan jangka waktu pengerjaan.
Saya pun langsung bekerja hari itu. Sebuah pekerjaan yang baru dengan pengalaman yang tentu bermanfaat untuk saya. Dan betul saja untuk ikut seminar dan pelatihan tentang bidang ini diperlukan dana 90 juta, tapi karena saya sudah bergabung, ilmu itu saya dapat gratis. Sebuah berkah yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kehidupan saya kelak. Jadi so, ngaku kompasianer bikin kita dipercaya bisa menulis, sebuah pengakuan yang jujur bukan? Jadi bila Anda mengaku kompasianer bisa saja Anda langsung diterima jadi mantu oleh calon mertua. Kalo ga percaya lihat akun Kompasiana saya... dijamin Anda di terima dengan baik.
Salam kompasiana, adiyasa 22/10/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H