Dizaman yang semkin canggih dan modern seperti saat ini, masih saja ada politisi yang berbaju akademisi. Alias, secara dhohiriah memang menjabat sebagai rektor (disalah satu kampus) namun dalam menjalankan kekuasaannya justru menghitung untung ruginya secara materi, yang justeru perhitungan tersebut jika dipantau tidak sesuai porsinya.
Misalnya, suatu saat ada salah satu dosen yang melaporkan kalau disalah satu fakultas ada pejabat yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi. Laporan tersebut tidak mendapatkan sambutan baik dari rektor, justeru di forum diskusi membela pejabat yang terindikasi dengan berbagai macam ceramah ngalor-ngidul yang tidak substansial. Usut demi usut, si rektor sering mendapatkan atau meminta sesuatu kepada pejabat fakultas (sifatnya materi) dan perilaku tersebut sebenarnya sudah bukan rahasia lagi.
Terkadang, kita ingin kampus menjadi salah satu tempat yang steril dari hal-hal semacam itu namun, apalah daya hal itu tidak bisa terjadi begitu saja. Apalagi, di negara ini sulit sekali para korban mendapatkan haknya yang berupa perlindungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H