Mohon tunggu...
Rusdi Mustapa
Rusdi Mustapa Mohon Tunggu... Administrasi - Guru sejarah yang suka literasi, fotografi, dan eksplorasi

Guru sejarah yang menyukai literasi, fotografi dan eksplorasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Pandemi, dari Online ke On Air

26 April 2020   21:31 Diperbarui: 27 April 2020   04:14 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini dunia sedang menghadapi situasi pandemi covid 19. Hal ini telah membawa dampak yang luas hampir di semua aspek kehidupan. Aktivitas yang sebelumnya bisa dilakukan dengan normal, kini seolah-olah harus mulai menikmati aktivitas yang "tidak normal". Orang harus menjaga jarak dan fisik agar tidak terpapar virus yang belum ditemukan obatnya ini. Semuanya serba terbatas dan memang harus dibatasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Salah satu aspek kehidupan yang juga tidak luput dari pengaruh pandemi covid 19 adalah bidang pendidikan. Suasana pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah, dimana ada interaksi antara guru dan siswa, kini semua harus dilakukan dengan sistem online (daring). Kemudian muncullah kebijakan melaksanakan pembelajaran secara online dengan membuka kelas online. Muncullah berbagai fasilitas yang mendukung pembelajaran online. Ada yang menggunakan Google Classroom, Edmodo, dan berbagai fasilitas sejenis. Rata-rata dari semua fasilitas itu, semua mengharuskan siswa untuk mengakses internet, baik menggunakan android, laptop maupun komputer. Namun, barangkali yang harus dipahami bersama, belum semua siswa memiliki akses internet. Hal ini terkait dengan faktor sinyal yang kurang bersahabat atau bahkan belum memiliki fasilitas untuk mengikuti kelas online. Padahal di masa pandemi ini, guru diharuskan tetap bekerja dari rumah (work from home) dengan membuat kelas online. 

Saya mengampu mapel sejarah di MAN 1 Surakarta. Kebetulan sekolah tempat saya mengajar, akses internetnya lumayan stabil kalau di sekolah. Tapi bagaimana halnya jika siswa harus mengakses internet dari rumah masing-masing. Dengan kondisi masing-masing siswa yang tidak sama, tentu akan membuat pelaksanaan kelas online agak terganggu. Faktor letak geografis dan ketersediaan paket data yang tidak mencukupi, adalah diantara problem yang sering disampaikan siswa saat mengakses kelas online. Tentu harus ada solusi agar work from home bisa berjalan. Bagaimana siswa bisa tetap mengikuti kelas online tanpa harus terganggu dengan masalah sinyal maupun data. 

Kebetulan saya aktif di Komunitas Guru Belajar (KGB) Surakarta, sebuah komunitas yang beranggotan guru-guru dari berbagai jenjang pendidikan. Menghadapi situasi pandemi covid 19 saat ini, salah satu program yang dilakukan adalah "Guru Belajar On Air" bekerjasama dengan Pro 2 FM RRI Surakarta. Program ini memberikan kesempatan guru untuk melakukan pembelajaran secara on air. Syaratnya pun sangat mudah yaitu mau dan mampu menyampaikan materi lewat radio. Kalau syarat kedua pasti semua guru bisa memenuhi, tapi syarat yang pertama belum semua mau. Karena itu KGB Surakarta memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi guru yang ingin mengajar on air. Bagi saya ini kesempatan yang langka sekaligus bagian untuk meringankan kesulitan siswa yang belum bisa mengakses kelas online via internet. Karena media radio sangat mudah  diakses siapa pun. Cukup mencari channel radio, jadi dech....

Kesempatan itu pun tiba. 8 April 2020 adalah momen pertama saya mengisi program "Guru Belajar On Air". Mengangkat materi "Upaya Mempertahankan Kemerdekaan" kelas 11, saya menyampaikan materi via telepon setelah sebelumnya dihubungi penyiar RRI Surakarta. Materi sudah saya siapkan di laptop, jadi saat on air tinggal dibaca. Baru merasakan jika siaran itu tantangannya bagaimana agar menarik pendengar.  Jadi kemampuan public speaking sangat diperlukan. Perlu diselingi dengan joke-joke segar agar siaran tidak "garing". Sempat diberi " kursus singkat" sama penyiarnya. Sebelum siaran, saya sudah menyampaikan pada siswa untuk bisa menyimak siaran dan mereka antusias. Formatnya dibagi tiga yaitu penyampaian materi, tanya jawab dan kesimpulan. Di sela-sela siaran saya memberikan pertanyaan. Bagi siswa yang bisa menjawab mendapat hadiah pulsa. Ternyata ini sangat menarik siswa untuk menyimak siaran. Menurut penyiarnya ada banyak yang mengirimkan jawaban, tapi karena waktu yang terbatas, tidak semua dibacakan. Kesuksesan siaran pertama, membawa saya pada siaran berikutnya. Tanggal 22 April 2020 adalah kali kedua saya mengisi siaran di RRI. Mengangkat materi "Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia" untuk kelas 11. Berdasar pengalaman pada siaran sebelumnya, saya perbaiki kualitas siaran, terutama intonasi, pengucapan yang jelas, serta ritme. Saya juga merekam sendiri sebagai bahan belajar bagi siswa secara mandiri. 

Berikut rekamannya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun