Mohon tunggu...
Rusdi Mustapa
Rusdi Mustapa Mohon Tunggu... Administrasi - Guru sejarah yang suka literasi, fotografi, dan eksplorasi

Guru sejarah yang menyukai literasi, fotografi dan eksplorasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Ujian atau Ulangan Tidak (Lagi) Menakutkan

9 Mei 2016   07:55 Diperbarui: 9 Mei 2016   10:30 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dscf5116-jpg-572edf11d77e617210cef0c6.jpg
dscf5116-jpg-572edf11d77e617210cef0c6.jpg
Siswa melaksanakan ulangan sejarah dengan "ular-ularan"

Konsep ulangan sejarah dengan "ular-ularan" ini adalah menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Apa saja nilai-nilai yang dimaksud?

1. Kejujuran

Ketika siswa diberi kebebasan untuk mengoreksi sendiri jawabannya dengan kunci yang telah disiapakan guru, ada kemungkinan mereka akan mengganti jawaban. Namun, penulis menekankan kepada siswa bahwa mereka harus menjunjung nilai-nilai kejujuran. 

dscf5133-jpg-572ee0278d7a613e07ab6531.jpg
dscf5133-jpg-572ee0278d7a613e07ab6531.jpg
Siswa mengoreksi soal dengan kunci jawaban yang telah disiapkan

2. Budaya Antri

Ketika siswa mengerjakan soal, mereka dibatasi waktu yang hanya 15-20 detik untuk satu soal. Ketika guru meniup peluit sebagai tanda waktu mengerjakan soal telah habis, mereka mesti bergeser ke soal berikutnya. Mungkin ada siswa yang tidak sampai 15 detik bisa mengerjakan soal, namun mereka harus tetap menunggu bunyi peluit.

dscf5047-jpg-572ee0b38023bd1605d7b10d.jpg
dscf5047-jpg-572ee0b38023bd1605d7b10d.jpg
Siswa mengerjakan soal secara bergantian 

dscf5085-jpg-572fe0d98ffdfd201a8173d4.jpg
dscf5085-jpg-572fe0d98ffdfd201a8173d4.jpg
Siswa secara bergiliran mengoreksi jawaban

Budaya antri juga berlaku ketika siswa mengoreksi jawaban dengan kunci jawaban dari guru. Mereka mesti menunggu giliran untuk mengoreksi jawabannya.

Inilah sepenggal cerita pelaksanaan ulangan sejarah "ular-ularan" yang penulis lakukan. Sebagai bagian dari inovasi, model ini masih banyak kekurangan. Namun bagi penulis kita tidak perlu tampil seksi kalau untuk mencari sensasi. Mari berinovasi dan berkreasi, insha Allah prestasi akan menghampiri. Awali semua dengan hati Semoga Allah SWT meridhoi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun