Konsep ulangan sejarah dengan "ular-ularan" ini adalah menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Apa saja nilai-nilai yang dimaksud?
1. Kejujuran
Ketika siswa diberi kebebasan untuk mengoreksi sendiri jawabannya dengan kunci yang telah disiapakan guru, ada kemungkinan mereka akan mengganti jawaban. Namun, penulis menekankan kepada siswa bahwa mereka harus menjunjung nilai-nilai kejujuran.Â
2. Budaya Antri
Ketika siswa mengerjakan soal, mereka dibatasi waktu yang hanya 15-20 detik untuk satu soal. Ketika guru meniup peluit sebagai tanda waktu mengerjakan soal telah habis, mereka mesti bergeser ke soal berikutnya. Mungkin ada siswa yang tidak sampai 15 detik bisa mengerjakan soal, namun mereka harus tetap menunggu bunyi peluit.
Budaya antri juga berlaku ketika siswa mengoreksi jawaban dengan kunci jawaban dari guru. Mereka mesti menunggu giliran untuk mengoreksi jawabannya.
Inilah sepenggal cerita pelaksanaan ulangan sejarah "ular-ularan" yang penulis lakukan. Sebagai bagian dari inovasi, model ini masih banyak kekurangan. Namun bagi penulis kita tidak perlu tampil seksi kalau untuk mencari sensasi. Mari berinovasi dan berkreasi, insha Allah prestasi akan menghampiri. Awali semua dengan hati Semoga Allah SWT meridhoi.