Judul di atas agak lebay kali ya, tapi itulah yang kurasakan saat mengikuti sebuah acara keren yang mengupas seputar dunia literasi bertajuk "Blogshop Kompasiana Solo : Tips Menulis Kreatif". Acara ini diusung oleh Komposono ( Kompasianer Solo Raya ), komunitasnya kompasianer Solo Raya. Acara dihelat di arena Solo Book Fair Benteng Vastenburg 7 Mei 2016. Lalu siapa pembicaranya ? Eiiits jangan salah, pembicaranya bukan main-main lho. Ada Johan Wahyudi, penulis buku nasional, ketua IGI Solo Raya, yang juga seorang kompasianer.  Terus ada Niken Satyawati, penulis buku, blogger, kompasianer juga, yang tulisannya di Kompasiana sudah tidak  terhitung jumlahnya. Konon kabarnya, dari kesenangannya menulis, pernah diundang Presiden RI Joko Widodo ke Istana Negara. Kereen khan...Wah pokoknya rugi dah kalau tidak menghadiri momen langka ini ( lebay nggak ya hehehe).
dscf5740-jpg-572e00058ffdfd02097e7dd8.jpg
dscf5740-jpg-572e00058ffdfd02097e7dd8.jpg
Pada kesempatan itu, Johan Wahyudi memaparkan kiat-kiat seputar menulis untuk kepentingan membuat buku dan surat kabar. Kalau bicara buku dan surat kabar, beliau ini sudah tidak diragukan lagi. Satu kalimat yang beliau sampaikan dan juga seolah-olah "menamparku" adalah " masak guru kok ndak bisa nulis !". Sederhana kalimat itu namun sarat dengan makna. Jadi terpacu untuk kembali menulis (aktivitas yang sudah kulakukan namun agak mati suri akhir-akhir ini). Kebetulan aku juga kompasianer, walau belum seaktif dan seproduktif kedua pembicara. Menurut beliau, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar tulisan bisa dimuat di surat kabar, yaitu aktual, susunan bahasa tepat, dan mampu memberi solusi. Selebihnya tinggal menunggu dimuat atau tidak tulisan kita. Biasanya waktu untuk menunggu selama 10 hari. Jika dalam jangka waktu itu belum ada kejelasan, maka kita bisa mengirimkan ke surat kabar yang lain.
dscf5759-jpg-572e024a6f7e61ad0a7780c6.jpg
dscf5759-jpg-572e024a6f7e61ad0a7780c6.jpg
Niken Satyawati memberikan pengalamannya seputar menulis di media sosial. Bagaimana agar tulisan kita bisa di "senangi" pembaca dan sebagainya. Kalimat yang beliau sampaikan yang menjadi pemacu lagi untuk menulis adalah " pokoknya menulis saja" namun juga perlu melihat mood dan suasana hati tentunya. Biasanya, menurut Niken Satyawati, menulis di media sosial berawal dari membuat status di facebook, kemudian dipindah ke blog dengan penambahan di sana sini tentunya. Dan...jadilah tulisan kita di media sosial. Agar tulisan kita bisa "disenangi" oleh pembaca, maka jangan sungkan-sungkan untuk melihat tulisan orang lain dan tinggalkan pesan kita di tulisan itu dalam bentuk komentar. Tentu tulisan kita akan gantian dikunjungi oleh orang lain ( blog walking).
dscf5782-jpg-572e0383b49373c70f7a47a7.jpg
dscf5782-jpg-572e0383b49373c70f7a47a7.jpg
Inilah sepenggal ceritaku hari ini. Cerita tentang pengembaraan seorang "penulis ingusan" yang ingin mencari pengalaman dan tantangan baru. Dahagaku akan dunia literasi, akhirnya mempertemukanku dengan orang-orang keren di dunia mengolah kata ini. Banyak ilmu dan pengalaman yang bisa kuserap dari acara ini dan akan menjadi pemecut diri untuk kembali beraktualisasi diri ( seperti kata pak Johan Wahyudi) di dunia literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!