Mohon tunggu...
Rusdi Mustapa
Rusdi Mustapa Mohon Tunggu... Administrasi - Guru sejarah yang suka literasi, fotografi, dan eksplorasi

Guru sejarah yang menyukai literasi, fotografi dan eksplorasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi

25 Mei 2015   14:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
582167_2329755500291_785316627_n

Ini adalah pengalamanku sebagai kompasianer "ingusan" yang mencoba belajar mengarungi dunia literasi. Di sela-sela kesibukanku sebagai seorang guru, aku menyempatkan waktu dan diri mengolah kata demi kata hingga menghasilkan kalimat yang (semoga) penuh makna. Namun sebenarnya apa yang menjadi titik balik dari "keberanianku" terjun ke dunia ( yang menurut teman-temanku) kurang menarik dan penuh fantasi ini? Inilah sepenggal kisahku:

Aku adalah seorang guru muda yang masih penuh semangat dalam bekerja (Insya Allah). Kecintaanku pada dunia mengajarlah yang akhirnya menuntunku masuk ke FKIP UNS tahun 1998. Jurusan yang aku pilih adalah Pendidikan Sejarah. Jurusan yang menurut banyak orang kurang prospektif. Namun berkat ketekunan dan kerja kerasku, alhamdulillah tahun 2003 berhasil menyelesaikan kuliah dengan IPK yang tidak mengecewakan bahkan masuk wisudawan terbaik ke 4 di FKIP. Pencapaian yang patut aku syukuri dengan segera menentukan langkah selanjutnya. Karena tidak ada gunanya menyandang predikat Wisudawan Terbaik ke 4 FKIP namun akhirnya hanya menjadi pengisi pencari lowongan kerja. Tanpa pikir panjang segera aku mencari sekolah yang (semoga) mau menerimaku menjadi seorang guru.

Alhamdulillah tanpa menunggu waktu yang lama, tepat dua bulan setelah  wisudaku (aku wisuda di bulan Juni 2003), aku diterima menjadi "calon" guru di sebuah sekolah berbasis Islam MAN 1 Surakarta, Sekolah yang (jujur saja) telah menjadi dambaanku jika nanti aku mengajar. Singkatnya inilah do'a yang terjawab. Sebagai "calon" guru baru, tentunya aku berusaha untuk memberikan yang terbaik buat sekolah apalagi statusku masih GTT (Guru Tidak Tetap), artinya jika kinerjaku tidak memuaskan maka bisa saja aku di keluarkan dari sekolah itu. Tapi alhamdulillah selama waktu "percobaan" menjadi guru itu aku bia menjalaninay dengan lancar dan tidak ada komplain dari sekolah.

2012, sebuah awal baru

Tahun 2012 adalah titik balik dari keputusanku terjun di dunia literasi. Ya, ketika di tahun 2012 pada saat sedang iseng-iseng mencari informasi yang sedang aku butuhkan, tiba-tiba pandangan mataku tertuju pada sebuah pengumuman yang termuat di laman guraru.org. Pengumuman tentang lomba menulis artikel bagi guru. Masih asing sebenarnya mendengar istilah guraru, namun setelah aku buka lebih lanut informasinya barulah kuketahui bahwa guraru kepanjangan dari Guru Era Baru. Sebuah wadah yang berisi kisah, pengalaman, dan semua hal yang berhubungan dengan para guru. Namun guru-guru yang kalau boleh aku bilang “bukan guru biasa”, karena mereka memiliki dedikasi pada profesi yang sangat tinggi.

Jauh sebelumnya, kesenanganku dalam dunia tulis menulis telah dimulai sejak tahun 2003 ketika membuat blog pribadi. Di blog ini banyak aku posting artikel atau pengalaman selama mengajar di sekolah bersama siswa/siswiku di MAN 1 Surakarta. Ada juga info tentang sejarah sesuai dengan disiplin ilmu yang aku miliki. Blog ini merupakan awal dari keputusan besarku untuk terjun di dunia tulis menulis. Untuk melihat blog pribadiku bisa lihat di sini.

Kembali tentang lomba menulis artikel. Setelah aku baca pengumuman itu timbul keinginan untuk mencoba berpartisipasi dengan mengirimkan artikel yang aku tulis. Saat itu aku mengirimkan 4 artikel sekaligus yang kesemuanya merupakan pengalamanku dalam mengajar di sekolah. Jadilah hari-hari sesudahnya aku selalu mengecek perkembangan dari artikel yang telah aku kirimkan. Apakah sudah banyak yang memberi komentar atau malah tidak sama sekali hehehehe…

Data terakhir yang aku lihat bahwa sudah hampir 240 artikel yang telah dikirimkan dalam lomba itu. Sempat ciut juga sih melihatnya, namun saat itu menjadi pemenang bukanlah target utamaku. Aku masih ingin mencari pengalaman dalam dunia tulis menulis.

Hingga akhirnya tibalah saat pengumuman. Aku buka laman guraru.org dan ketika aku buka link ini, aku serasa tidak percaya bahwa namaku ada di antara daftar nama-nama finalis itu. Sebanyak 13 finalis lomba artikel guru dan namaku nangkring di nomor 12. Alhamdulillah, serasa mimpi namun nyata. Peringkat ke 12 dari sekitar 240 artikel se Indonesia man !!

Artikelku tentang pembelajaran menggunakan media mind map dan telah aku praktikkan bersama siswa/siswiku ternyata mampu “mengetuk hati” dewan juri sehingga mampu masuk 13 besar finalis. Memang belum jadi 3 besar tapi kepuasan batin itulah yang saat itu yang aku rasakan. Inilah artikelku yang  masuk 13 besar lomba penulisan artikel guraru bersama Acer tahun 2012 yang bisa dilihat di sini.

Setelah pengumuman itu tidak ada kata yang bisa aku ucapkan selain ungkapan syukur kepada Allah SWT dan menjadi motivasi untuk terus menulis dan menulis. Spesialisasiku dalam menulis adalah tentang pengalaman mengajar bersama siswa/siswiku. Mengapa ? Karena merekalah sumber inspirasi dan motivasi bagiku dalam menuliskan kata-kata demi kata di atas keyboard laptopku. Sehingga pada saat istriku tercinta menelponku bahwa ada souvenir dari ACER dan Guraru, walau dia sempat kaget dan bingung, aku ucapkan terima kasih pada siswa/siswiku atas motivasi dan inspirasinya. Oya souvenir yang kuterima adalah sebuah tas laptop Acer ( sayangnya belum sama Laptopnya hehehe), sebuah flashdisk dan Buku yang cukup inspiratif. Buku yang semakin memberiku semangat untuk semakin gemar dalam menulis.

Pengalaman masuk 13 besar finalis lomba menulis artikel guru tahun 2012 memberiku energi yang sangat luar biasa untuk semakin mengasah kemampuanku dalam mengolah kata. Maka dari itu untuk lebih memantapkan diri dan juga menimba ilmu dalam bidang tulis menulis, aku merasa perlu bergabung dengan komunitas penulis yang bisa menyebarkan energi positif dalam bidang menulis. Karena itulah aku bergabung dengan FLP ( Forum Lingkar Pena) kota Surakarta. Sebuah forum yang berisi orang – orang yang haus akan ilmu tentang kepenulisan. Bergabung dengan komunitas yang kebanyakan terdiri dari anak-anak muda tidak membuatku merasa minder justru aku semakin bersemangat untuk belajar dari yang muda-muda. Mereka dari segi usia memang masih muda namun bicara pengalaman dalam bidang tulis menulis rasanya aku perlu mengacungkan dua jempol pada mereka.

Kemudian untuk mengukur kemampuan dalam menulis artikel aku memberanikan diri untuk bergabung dengan kompasiana, sebuah  wadah yang memberikan kesempatan bagi “penulis pemula” untuk bisa mewarnai dunia lewat tulisan. Sebelum bisa diterima dalam wadah ini aku mendaftar sebagai member terlebih dahulu dan memiliki akun sendiri. Jadi singkatnya setelah kita terdaftar menjadi member maka kita memiliki blog pribadi yang bisa kita isi dengan tulisan kita, dengan tema apapun namun sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di kompasiana. Yang keren adalah tulisan kita akan muncul di laman kompasiana.com. Alhamdulillah sih sudah lumayan banyak artikelku yang mewarnai laman itu walau masih kalah banyak dengan penulis-penulis sebelumnya. Seperti biasa aku mengangkat tema seputar pendidikan, sesuai dengan profesiku, terutama tentang pengalaman dalam mengajar. Yang membuat puas secara batin adalah saat ada komentar dari pembaca. Itulah kepuasan yang tidak ternilai dengan angka-angka rupiah.

Pengalaman tak terlupakan yang lain di bidang tulis menulis adalah ketika memberanikan diri mengikuti  lomba menulis artikel bagi guru yang diselenggarakan oleh Yayasan Nur Hidayah Surakarta tahun 2014. Lomba yang diikuti oleh guru di Jawa Tengah dan DIY itu mengambil tema “Inspirasi Guru : Dari Keluarga Semua Bermula”. Aku kirimkan dua artikel sekaligus dalam lomba tersebut dengan harapan bisa menang. Saat itu bukan untuk mencari pengalaman lagi tapi mengejar juara. Dan ternyata harapanku tidak bertepuk sebelah tangan. Dari dua artikel yang kukirimkan salah satunya bisa menjadi juara bahkan juara favorit, alhamdulillah luar biasa !!!

Info lebih lengkap tentang pengumuman lomba menulis artikel bisa dilihat di sini

Pencapaian ini tentu saja tidak membuatku berpuas diri. Masih banyak yang harus aku sempurnakan dalam bidang tulis menulis. Jujur ada satu sosok yang menjadi motivasi buatku dalam menulis. Beliau adalah sosok pendidik yang ternyata juga seorang penulis yang produktif. Beliau adalah Bapak Wijaya Kusumah atau nama bekennya adalah Om Jay. Beliaulah yang mampu menebarkan energi positif, khususnya buat saya. Bagaimana di sela-sela tugas mulia sebagai pendidik mampu menghasilkan ratusan bahkan mungkin ribuan karya tulis yang luar biasa. Bahkan beliau juga seorang blogger yang aktif. Inilah yang memberi inspirasi dan motivasi yang sangat besar untuk terus mengasah kemampuan dalam menulis. Meminjam judul buku yang beliau tulis dan menjadi hadiah dalam lomba menulis artikel guru tahun 2012 “menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”, inilah yang sekarang menjadi penyemangatku dalam menekuni dunia tulis menulis. Karena bagiku menulis itu merupakan “perjuangan untuk membebaskan”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun