Mohon tunggu...
Rusdi El Umar
Rusdi El Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Sang petualang yang masih terus mencari hakikat kehidupan rusdiumar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diversifikasi Kurikulum Merdeka

22 September 2022   12:27 Diperbarui: 22 September 2022   12:35 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa inggris yaitu kata curriculum yang berarti rencana pelajaran (Echolz:1984). Kata curriculum sendiri berasal dari kata currere yang berarti berlari cepat, tergesa gesa, menjelajahi, menjalani, dan berusaha (Hassibuan:1979). Dalam kamus Webster's tahun 1857, secara gamblang kurikulum diartikan sebagai rancangan sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk naik kelas atau mendapatkan ijazah (menyelesaikan studinya).

Kurikulum adalah seperangkat muatan mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Jadi kurikulum adalah seperangkat rencana pengajaran yang akan diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Dan kurikulum itu sendiri dibuat oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mengacu kepada SNP; Standar Nasional Pendidikan.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh (wikipedia).

Diversifikasi Kurikulum Merdeka

Jumat, 9 Juli 2021, Sardjono, M. Pd., sebagai Pengawas Sekolah SMPN 1 Batang-Batang, mengadakan workshop daring terkait dengan Diversifikasi Kurikulum. Di awal pertemuan melalui google met ini, Sardjono mengatakan, "Diversifikasi kurikulum adalah aktivitas penyusunan kurikulum di daerah atau sekolah dengan cara menjabarkan, memperkaya, mem- perdalam, menambah, memperluas, dan memodifikasi kurikulum nasional karena adanya keragaman karakteristik daerah." Jika diaplikasikan dalam Kurikulum Merdeka, maka hal ini merupakan jabaran atas korelasi signifikan terhadap nilai-nilai kemerdekaan (baca: kebebasan) yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Dari pemaparan pengawas yang sangat tegas ini, melalui sharing file power point di google met, menjelaskan bahwa tujuan dari adanya diversifikasi kurikulum adalah untuk mengelaborasi sekaligus mengelaborasi keseimbangan (balance) antara kurikulum nasional dengan kondisi satuan pendidikan. Dengan demikian, maka akan didapat tujuan pendidikan yang termuat dalam UUD 45, yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia...". Kalau dalam bahasa agama (Islam), menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Mengembangkan kurikulum nasional menjadi muatan kurikulum dengan kearifan lokal merupakan suatu keniscayaan. Sebab kondisi dan siatuasi lingkungan sekolah, serta keragaman karakter peserta didik memerlukan pendekatan yang tidak homogen. Diperlukan asesmen diagnostik atau penelitian dan observasi yang massif terhadap kondisi peserta didik serta lingkungan tempat mereka belajar. Dengan demikian, maka wajar jika kemudian diadakan penyesuaian terhadap Kurikulum Nasional yang sudah ada. Namun, tetap mengacu kepada pusat kurikulum agar tujuan pendidikan secara umum dapat tercapai.

Di dalam Umdang Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pasal 36 ayat 2 dijelaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kondisi dan siatuasi yang bergam antar satu satuan pendidikan, kondisi daerah, dan karakter peserta didik yang kemudian memunculkan keharusan untuk menciptakan kurikulum yang kondisional. Hal ini dimaksudkan agar prinsip kurikulum untuk memberikan pengajaran dan keterampilan (skill) dapat diaplikasikan ke semua target sasaran (peserta didik) dengan berbagai kondisi yang muncul.

Karakteristik Muatan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum Merdeka dikembagkan, ditetapkan, dan  dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan mengacu pada SNP (Standar Nasional Pendidikan) dan peraturan tentang kurikulum. Jadi Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan dari kurikulum nasional yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, daerah, dan peserta didik.

Secara umum, muatan kurikulum terdiri dari visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Muatan ini biasa disebut sebagai dokumen 1. Di dalam dokumen ini dijelaskan terkait dengan visi satuan pendidikan, misi yang akan dikembangkan, serta tujuan dan muatan serta kalender pendidikan.

Selanjutnya, di dokumen 2 terdapat muatan kurikulum berupa silabus pendidikan. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244).

Sedangkan di dokumen 3 terdapat muatan kurikulum berula Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana ini disusun berdasarkan silabus yang telah dibuat di dalam kurikulum, selanjutnya dibuatkan langkah-langkah dan strategi KBM yang memungkinkan untuk mencapai target pembelajaran. Kondisi sekolah, kemampuan pendidik, dan peserta didik menjadi acuan utama dalam penyusunan RPP. Sehingga, diharapkan terjadi koordinasi yang signifikan untuk mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan.

Implementasi Kurikulum Merdeka 

Kurikulum yang telah diversifikasi oleh satuan tingkat pendidikan, selanjutnya diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus mengacu kepada tujuan kurikuler yang telah disusun sebagai Kurikulum Merdeka. Hakikat dari kurikulum yang telah dibuat dengan mengembangkan berbagai potensi yang ada, selanjutnya akan bernilai dan berkualitas ketika telah dilaksanakan dan mencapai sasaran.

Sebaik apapun suatu dokumen kurikulum disusun, jika dalam implementasinya tidak mencerminkan marwah edukasi, maka eksistensi kurikulum tersebut tidak ada arti dan maknanya. Artinya, Kurikulum Merdeka yang kita implementasikan harus disertai dengan komitmen untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Puncak kesuksesan dan keberhasilan muatan kurikulum ditandai dengan meningkatnya peserta didik dalam aspek kognetif, psikomotorik, dan life skill (keterampilan hidup).

Diversifikasi kurikulum diperlukan guna meningkatkan kualitas pengajaran serta out put peserta didik yang mampu bersaing dalam kehidupan. Maka sudah menjadi keharusan bagi pemangku jabatan satuan pendidikan untuk bersama-sama membangun kualitas pengajaran demi tercapaianya generasi bangsa yang cerdas, takwa, berkarakter, dan memiliki etika atau akhlak yang mulia. Wallahu A'lam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun