Mohon tunggu...
Rusdiawan Endra Triono
Rusdiawan Endra Triono Mohon Tunggu... -

Mahasiswa yang sedang dan insya Allah akan selalu mengamalkan ilmu dari bidang saya kepada masyarakat..

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menanam Pohon Untuk Langit Biru

19 November 2011   03:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:29 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah kita ketahui dan rasakan bahwa kualitas udara yang kita hirup sangat jauh dari apa yang disebut layak, terutama di kota-kota besar dimana seakan kita bernafas di dalam sebuah cerobong asap. Banyaknya zat polutan yang terdispersi ke udara bebas membuat eksistensi oksigen tersingkirkan. Meningkatnya kuantitas zat polutan di atmosfer ini sebagai dampak yang ditimbulkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beredar di jalanan kota-kota dimana kendaraan bermotor ini merupakan sumber pencemar yang paling dominan dalam sumbangsihnya terhadap menurunnya kualitas udara yang kita hirup. Hal ini diperparah oleh golongan industri yang standarisasi cerobong asapnya tidak terpenuhi dengan jumlah yang tidak sedikit.

Sebenarnya, seberapa bahayakah keberadaan zat polutan ini bagi kita? Kita dapat mengambil salah satu zat polutan yang terkandung di dalam sebuah polusi yaitu CO (karbon monoksida). CO terjadi akibat oleh sebuah pembakaran yang tidak sempurna. Lebih parahnya lagi banyak kendaraan bermotor begitu melakukan uji emisi mayoritas tidak memenuhi standar yang ditentukan. Sehingga dapat kita bayangkan bahwa zat CO ini bergentayangan di setiap sudut atmosfer kita. Afinitas atau daya ikat CO ini dengan darah mencapai 200 kali lebih kuat daripada afinitas oksigen dengan darah, jadi konkritnya gas yang kita hirup dan masuk ke aliran darah kita adalah lebih banyak mengandung CO daripada oksigen, padahal sel-sel dalam tubuh kita memerlukan oksigen yang “menumpang” darah untuk berkembang dan beraktifitas. Apa jadinya jika sel-sel dalam tubuh kita beri CO? Ini kita baru membicarakan gas CO, padahal masih banyak polutan yang ikut berpartisipasi dalam polusi udara seperti SOx, NOx, hydrocarbon, dan zat karsinogen (penyebab kanker) lainnya.

Lantas bagaimana kita menghadapi ini semua? Kita tentu tidak bisa melarang orang membeli kendaraan bermotor karena itu merupakan hak mereka dalam memiliki kendaraan bermotor untuk aktifitas mereka. Kita tentu juga tidak mungkin meminta masyarakat untuk mengganti kendaraan mereka yang lebih ramah lingkungan. Kita juga tidak boleh berdiam diri menunggu Program Langit Biru dari pemerintah berjalan yang belum kita rasakan manfaatnya. Akan tetapi kita dapat melakukan sebuah usaha yang sangat-sangat sederhana, yaitu dengan usaha pengadaan pohon yang lebih banyak yang notabennya pohon merupakan penghasil oksigen. Kita dapat menanamnya di halaman rumah, di kantor, ataupun di sekolah kita. Sebuah usaha yang sangat sederhana yang apabila dilakukan secara masif dapat member dampak yang signifikan. Tentu kita juga berharap usaha kita diikuti oleh pemerintah dengan peluasan wilayah ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kota.

Kita tentu merindukan udara yang kita hirup begitu sejuk, langit yang kita lihat begitu biru, dan angka penderita kanker dan ISPA sangat kecil. Apabila hal seperti diatas terjadi, maka masyarakat akan sangat produktif dalam setiap kegiatannya karena tanpa terganggu oleh zat-zat polutan dan tanpa terganggu oleh penyakit yang disebabkan zat-zat polutan, sehingga tingkat kesejahteraan masarakat akan meningkat pula. Mari kita menanam pohon untuk kesehatan kita dan anak cucu kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun