Ada berbagai cara untuk buat bangsa ini bangga memiliki kita, misalnya dengan membuat karya dan keinginan yang kuat untuk menyelamatkan masyarakat dari kemiskinan dan keterbelakangan. Siapapun bisa melakukannya selama masih pada jalur yang benar, bermanfaat dan menguntungkan masyarakat.
Namun faktanya di lingkungan sekitar, kerap kali kita temui berbagai macam persoalan yang butuh perhatian dan pengembangan, tetapi masalah yang  dihadapi itu justru diluar tugas dan fungsi utama kita, kadang juga karena keterbatasan waktu, hal ini mengakibatkan persoalan tersebut terkesan terabaikan. Tapi tenang saja kita beruntung karena di Indonesia ini masih ada orang yang  peduli dan rela meluangkan waktu diluar tupoksinya.  Â
Sebut saja AKBP. Untung Sangaji, salah satu  polisi Indonesia yang beberapa kali menjadi viral karena aksi-aksinya yang menghebohkan tanah air, saat ini dia dipercayakan sebagai Wakil Direktur Polair Polda Sumatera Utara sejak Maret 2018 lalu, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolres di Aceh Utara.
"Belajar berkarya untuk home industry itu sama saja bela Negara dari sisi ekonomi", kalimat yang sengaja saya beri Bold dan Italic itu adalah pernyataan Untung Sangaji dua tahun yang lalu saat saya menemuinya di Kota Ambon. Pernyataan itu bahkan pernah saya abadikan pada tulisan sebelumnya di tahun 2016.
Jadi kenapa saya angkat lagi?, yang jelasnya saya setuju dengan kalimat  itu,  karena sejatinya orang yang berkarya dalam industry rumahan itu adalah mereka yang sedang memberantas kemiskinan serta  membantu negara bila terjadi keterpurukan ekonomi.
- Pemanfaatan Limbah Kerang, Ampas Gergaji Kayu dan Limbah Kerikil: untuk pembuatan batako / batu bata unik.
Seperti yang dikutip dari  Kaskus.co.id bahwa Menurut Untung Sangaji, proses pembuatan ini belum banyak diketahui orang. Praktek ini dilakukan sebagai percontohan supaya masyarakat dapat memanfaatkan limbah kerang untuk bahan bangunan rumah maupun hal serupa lainnya, dan dapat menghemat pengeluaran biaya karena sangat sederhana.
"Saya yakin, apabila masyarakat memanfaatkan ini tentu sangat menguntungkan dan bisa dijadikan usaha yang menjanjikan karena sangat ekonomis. Artinya, bisa mendapatkan pendapatan tambahan bagi masyarakat,", ujarnya.
Kebiasaan membuat kerajinan tangan sudah dilakukannya sejak dulu, pada tahun 1982 - 1995 saat masih berstatus mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Pattimura Ambon, Untung Sangaji juga memberi pendampingan dan pelatihan ketrampilan pada anak-anak tuna rungu, seperti ketrampilan membuat bonjai dan melukis yang kemudian anak-anak itu menjualnya seharga Rp.100.000 untuk kebutuhan mereka, Â tidak tanggung-tanggung hasil ketrampilan tersebut juga dijual ke luar Negeri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H