Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bantuan GSC Meringankan Beban Aisah "Penderita Kista Ovarium"

23 November 2016   12:06 Diperbarui: 23 November 2016   12:13 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aisah Penderita Kista Ovarium

Negeri Pa’a Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah merupakan lokasi interpensi Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) sejak tahun 2012. Pada Tanggal 18 Mei 2014, saat itu Marlen Manuhutu selaku Fasilitator Kecamataan Seram Bagian Barat mendapat laporan dari  Pendamping Lokal terkait kondisi yang dialami oleh Aisah, Siswa SMP Negeri 4 Seram Utara Barat kelas VII yang menderita kista ovarium, sementara ayah Aisah, Manan Marloune yang hidup pas-pasan adalah seorang guru Honor Pendidikan Agama Islam yang juga merupakan penerima manfaat honor oleh GSC. Manan Marloune mendatangi  bendahara Sekolah tempat dia mengajar, untuk meminjam uang agar bisa melanjutkan pengobatan Alternatif Aisah.

Setelah mendengar informasi tersebut, Fasilitator Kecamatan bersama Pendamping Lokal langsung mendatangi kepala Pemerintah Negeri Pa’a dan Pelaku Negeri ( KPMN,TPMN dan PK ) serta orang tua Aisah. Namun sayangnya saat itu Aisah sedang melakukan pengobatan tradisional bersama ayahnya di Kota Masohi.

Kronologis Derita Aisah

Aisah hidup bersama orang tua dan empat saudara kandungnya. Diusia 14 tahun itu dia menderita kista ovarium sejak Desember 2013. Saat itu, Aisah selalu mengalami rasa sakit dibagian perut, sehingga Manan Morloune mengantarnya untuk melakukan pemeriksaan pada  dokter kandungan yang berpraktek di apotik Happy Farma Masohi, hasil pemeriksaannya positif, bahwa Aisah menderita kista ovarium,dengan ukuran kistanya sebesar telur ayam.

Dokter kandungan yang saat itu memeriksa Aisah, menganjurkan agar pengobatan dilanjutkan ke Makassar. Mendengar anjuran Dokter itu, ayah Aisah menjadi putus asa dan kecewa, karena tidak punya biaya untuk pengobatan lanjut ke Makassar. Akhirnya orang tua hanya bisa melakukan terapi dan pengobatan tradisional kepada Aisah.

Namun memasuki tahun 2014 perut Aisah semakin hari semakin membesar layaknya seorang ibu hamil. Meskipun demikian dia tetap semangat bersekolah, dengan membawa bekal bubur setiap harinya.

Akan tetapi pada bulan Mei 2014 Aisah sudah tidak lagi bersekolah bahkan terancam putus sekolah, hal ini di sebabkan karena kondisi tubuhnya sudah tidak mengimbangi perutnya yang semakin hari semakin membesar.

Perut Aisah Yang Membesar seperti perut Ibu Hamil
Perut Aisah Yang Membesar seperti perut Ibu Hamil
Gerakan GSC Menginterpensi Aisah

Atas informasi itulah, pelaku GSC langsung bergerak mengambil keputusan untuk melakukan Musyawarah Khusus, pada Hari senin Tanggal 19 Mei 2014 mereka menyampaikan kasus Aisah kepada masyarakat Negeri Pa’a sekaligus untuk menyampaikan Revisi kegiatan, keputusan itu pun disepakati dengan baik dalam Musyawah Khusus, masyarakat turut mendukung program GSC atas bantuannya terhadap masyarakat miskin.

Masarakat Negeri Pa'a Mengikuti Musyawarah Khusus Untuk merevisi kegiatan yang dialihkan pada pengobatan Aisah
Masarakat Negeri Pa'a Mengikuti Musyawarah Khusus Untuk merevisi kegiatan yang dialihkan pada pengobatan Aisah
Fasilitator Kecamatan Seram Utara Barat mendampingi UPK melakukan pencairan Dana di Masohi pada tanggal 20 Mei 2014, sekaligus menjenguk Aisah yang saat itu tinggal di Masohi untuk melakukan pengobatan tradisional.

Tepat pukul 20.00 WIT, Marlen Mauhutu tiba  di Lesane, untuk melihat kondisi Aisah yang saat itu berada di kamar kost kakaknya sangat memprihatinkan, dia tertidur lemas, hanya beralaskan tikar plastik dan selimut.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun