Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enam Kali Diserang Teroris, Turki Harus Belajar dari Indonesia

2 Juli 2016   12:50 Diperbarui: 2 Juli 2016   20:17 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ledakan Bom di Istanbul-Foto sumber Tribunnews

13 Maret 2016

Sebuah bom mobil mengguncang ibu kota Turki, Ankara, yang menewaskan sedikitnya 44 orang dan lebih dari ratusan orang terluka. Ledakan tersebut terjadi di pusat kota Ankara, Ataturk Bulvari, dekat dengan Alun-alun Ankara, Kizilay.

28 Juni 2016

Tiga pria bersenjata melakukan teror skala besar dan terkoordinasi di terminal keberangkatan internasional Bandara Ataturk, Istanbul. Tiga pelaku tewas dengan cara meledakkan diri dengan bom yang ditaruh di badan mereka. Diperkirakan jumlah korban tewas mencapai 50 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Mereka yang menjadi korban ada yang berasal dari sejumlah negara. 


Indonesia Harus Jadi Contoh

Melihat kasus tersebut, mestinya Turki bahkan Dunia sekalipun harus belajar dari Indonesia, karena aparat kita cukup kuat, berani dan cepat dalam mengatasi aksi teror di Indonesia, bahkan bukan cuma aparat Kepolisian dan TNI saja namun para penyair pun turut melakukan aksi perlawanannya dengan kata-kata melalui puisi.

AKBP.Ir. A. Untung Sangaji : Polisi Indonesia Yang Patut Dicontohi Dalam Kesigapanya Menjalankan Tugas Kenegaraan

Seperti yang kita ketahui kasus terorisme yang terjadi di Sarinah. Jln.MH. Thamrin Jakarta pada 14 Januari 2016 lalu, hanya dalam hitungan beberapa detik saja pelaku teror bisa dilumpuhkan. Hebatnya lagi para teroris itu langsung ditembak mati oleh salah seorang Perwira Menengah AKBP.Ir. A. Untung Sangaji, yang hanya dengan peralatan seadanya dia mampu melumpuhkan dua dari lima pelaku teror.

AKBP. Ir. A. Untung Sangaji yang kebetulan saat itu sedang berada disalah satu Gerai Kopi di sisi kiri Sarinah bersama rekan-rekannya juga sedang ditugaskan untuk menjaga-jaga diluar ring istana, setelah mendengar dentuman bom untuk pertama kalinya dia langsung bertindak cepat dan menghampiri sumber ledakan tersebut. Saat itu dia tak berpikir keselamatan nyawanya, namun yang ada dalam benaknya adalah bagaimana mengejar dan melumpuhkan teroris itu sehingga korban tidak lagi berjatuhan.

Aksi AKBP. Ir. Untung Sangaji dalam melumpuhkan terorisme di Sarinah
Aksi AKBP. Ir. Untung Sangaji dalam melumpuhkan terorisme di Sarinah
Ada satu kutipannya yang masih saya ingat, saat diwawancarai oleh salah satu TV swasta yakni,“ Kita harus mati untuk banyak orang, bukan orang banyak mati untuk kita”, ini ungkapan yang dahsyat bagi seorang aparat keamanan.

AKBP. Ir. A. Untung Sangaji adalah contoh kesigapan aparat kita dalam menjaga keselamatan masyarakat dan menjalankan tugas-tugas kenegaraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun