Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beginilah Sosok AKBP Untung Sangadji yang Sebenarnya

9 April 2016   17:49 Diperbarui: 5 Februari 2018   14:34 5057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hatinya begitu mulia, meluangkan waktu dan tenaga untuk anak tuna rungu, saat saya menanyakan kenapa harus anak-anak itu yang dilatih? spontan beliau menjawab dengan santai, “Anak-anak itu cacat, maka kita harus dampingi dan memberi pelatihan, supaya mereka juga punya ketrampilan”, saya sedikit malu mendengar pernyataan ini, sebab belum tentu juga saya bisa melakukan hal yang serupa.

Dalam lanjutannya dia juga mengatakan bahwa “Belajar berkarya untuk home Industry itu sama saja bela Negara dari sisi ekonomi”, wow keren kalimat ini, pikiran saya langsung tertuju pada aksinya di Jl. MH. Thmarin saat melawan teroris untuk membela Negara, dan saat berjumpa saya mendengar kalimat yang menggetarkan, “Belajar berkarya untuk Home Industry itu sama saja bela Negara dari sisi ekonomi” (sengaja saya mengulangnya).

Jadi kita hitung saja sudah berapa banyak orang yang berkarya dalam industry rumahan, mereka adalah pembela Negara dalam memberantas kemiskinan serta  keterpurukan ekonomi di negeri ini. Apalagi pelakunya adalah para tuna rungu, Ini patut diberi apresiasi.  

Selain berbicara masalah ketrampilan hidup, Bang Untung (begitu sapaan akrab kami) juga menyinggung terkait seni di Maluku, bahwa jika pemerintah menghargai seni maka bisa diadakan kolaborasi antar daerah, hal ini juga untuk mengurangi kegiatan negatif anak muda.

Bukan cuma pelatihan seni saja yang beliau ajarkan, tapi ilmu bela diri pun juga diterapkan, seperti Tapak Merah dan Samurai. Namun, pada tahun 1995 Untung Sangadji harus melepaskan semua tanggung  jawabnya sebagai relawan, disebabkan harus pindah ke Jakarta, sehingga pelatihan Tapak Merah dilanjutkan oleh adiknya (kini sudah tidak aktif lagi).

Sambil berbagi cerita, tiba-tiba dia berdiri dari tempat duduk dan langsung memungut helaian daun yang  jatuh dari rantingnya, serta sampah akibat tertiup angin, saya memperhatikan Dia begitu peduli pada lingkungan, bahkan meja yang basah pun dibersihkan sendiri. Padahal kita lagi seriusnya diskusi.  Jiwa disiplinnya memang sudah tertanam sejak dulu, maka wajar saja kalau Dia begitu peduli.

Dilamar Pemerintah Indonesia

Tahun 1995, Untung Sangadji dilamar pemerintah untuk mengabdi pada negara sebagai seorang polisi, Anda pasti kaget membaca kalimat dilamar pemerintah, ya kenyataannya memang demikian, beliau menjadi polisi bukan melalui proses seleksi yang seperti biasa dilakukan, akan tetapi diminta untuk mengabdi pada negara, hal ini disebabkan karena Untung Sangadji memiliki beberapa keahlian yang sudah terlihat sejak menjadi Menwa di Universitas Pattimura, misalnya ketrampilan bela diri dan merakit bom.

Maka, pada tanggal 8 Mei 1995 Untung Sangadji resmi mendapat pangkat IPDA, IPTU (01 April 1997), AKP (01 Januari 2001), Kompol (1 Januari 2005), AKBP (1 Januari 2012).

Dengan riwayat jabatan sebagai berikut :

  1. 1996-1998 DANOPS KAPAL TYPE B SATROL PANSU
  2. 1998-2001 PANIT SATHAR SIBDIT POLAIR
  3. 2001-2001 PAUR SUBBAG BINILATSAR BAGOPS DITPOLAIRRUD POLRI
  4. 2002-2003 PAMA POLDA METRO JAYA
  5. 2003 PENYIDIK UNIT  III JATANRAS SAT III UM DITPERS PMJ
  6. 2003 DAN WALPRI / PAMA SPRIPIM PMJ
  7. 2004 PAMA DIT INTELKAM PMJ
  8. 1 DESEMBER 2004 PAMA BARESKRIM POLRI
  9. 15 JANUARI 2005 PANIT MUDA SUBDEN PENINDAK DENSUS 88/AT BARESKRIM POLRI
  10. 17 MARET 2007 PENYIDIK MADYA UNIT IV DIT I/KAM DAN TRANNAS BARESKRIM POLRI
  11. 2011-2012 KASUBDIT FASARKAN  POLDA ACEH
  12. 2012-SEKARANG (2016) PAMEN PUSDIK POLAIR LEMDIKPOL

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun