Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Negeri Ema yang Dilupakan Bangsa

23 April 2015   01:02 Diperbarui: 26 April 2016   10:58 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri Ema Yang Dilupakan Negaranya Sendiri

Jalan rusak, tidak ada petugas Puskesmas, Guru jarang datang ke sekolah. Jadi wajar saja kalau sering terjadi kecelakaan, dan masih ada siswa yang tidak lulus sekolah. Kondisi ini sudah lama dirasakan oleh masyarakat Negeri Ema, namun mereka terlalu sabar untuk menanti janji pemerintah. Bahkan proyek jalan yang sudah direncanakan sejak tahun 1997 dengan anggaran 1,4 M sampai saat ini tidak selesai juga.

 

14297947801034832085
14297947801034832085
Fot Kondisi jalan raya menuju Negeri EMA, Dok: Maitimu Erween Leonardo

Padahal sudah 69 tahun Indonesia merdeka, Namun Negeri Ema masih jalan ditempat dan seperti dilupakan, para elit politik hanya datang dengan janji untuk memperoleh suara, setelah itu masyarakat Ema di abaikan, beberapa kali mereka menegosiasi dengan Pemerintah Kota Ambon, namun sampai saat ini belum juga diindahkan.

Pada saat kami berdialog dengan Pemerintah Desa dan perwakilan warga Ema (Minggu,19/04) lalu, mereka berkali-kali mengeluhkan ketidak jelasan proyek jalan tersebut, bahkan jika melihat letak geografis Negeri Ema dengan anggaran 1,4 M tidak akan cukup untuk menjawab kebutuhan. Selain dengan posisinya yang berada pada ketinggian, jalan Ema juga banyak terdapat jurang serta kondisi tanah yang mudah longsor.

Semoga Pemerintah yang terhormat dapat tergerak hatinya untuk menyelesaikan persoalaan-persoalan di Negeri Ema, dan saya bersama teman-teman yang menamakan diri Gerakan Untuk Ema akan tetap memperjuangkan hak masyarakat Ema. Sebelum saya menutup tulisan ini, saya ingin berbagi sedikit kutipan dari salah seorang Badan Saniri Negeri Ema M. Tanihatu yang cukup manis di dengar;

"kami hanya sebutir pasir kecil, dan saudara-saudara datang sebagai sebutir pasir kecil juga ingin merasakan kesedihan kami, semoga menjadi sekumpulan pasir yang banyak"

Demikian  tulisan saya kali ini, kisah di Kampung halaman seorang Tokoh Bangsa Jo Leimena yang tidak diperhatikan oleh Pemerintah.

142972497624548401
142972497624548401
Foto bersama Tim Ema Bergerak. Dok: Glenn Wattimury

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun