Hari ini, kulepaskan kau dari hidupku. Teramat menyiksa ketika namamu yang selalu ada dipikiranku, berjalan, bergerak maju mundur berirama menggoda hatiku, mencoba menyelinap masuk dari celah-celah sempit menuju otak kanan dan kiriku. Sedari pagi, siang, petang sampai malam tak pernah berhenti untuk mencobanya. Mengingatmu itu mengekalkan kegelisahan. Aku sangat ingin berkomitmen dengan satu orang saja, maka dengan ini aku putuskan untuk melepasmu dari hidupku. Melepaskan semua yang berkaitan denganmu, menghilangkan jejak kakimu disamping jejak kakiku serta mengubur mimpi untuk bisa bersama melihat satu bintang dilangit di tepian sebuah pantai.
Dulu, aku hanya belajar untuk bisa mencintai orang lain tanpa belajar untuk bisa memutuskan sesuatu yang harus aku pilih. Mencintai memang sangat indah dan mengasyikan walaupun ketika kita mencintai sesuatu maka bersiaplah untuk kehilangan sesuatu itu. Tapi sayang seiring kedewasaanku aku sudah belajar untuk memilih, dan kamu aku pilih untuk terlepas dari hidupku. Dan aku memilih orang lain yang lebih tepat untuk ada di hidupku.
Melepasmu dari hidupku, bukan berarti meninggalkanmu atau menghilangkanmu dari hidupku. Hanya saja aku berusaha membuatmu bahagia dengan cara yang berbeda. Ribuan lagu berkata bahwa mencintai tak harus saling memiliki, kali ini aku percaya dengan elegi itu. Mencintai bukan berarti aku harus melakukan sesuatu untuk membuatmu bisa tersenyum, mencintai bisa saja dengan diam, melihatmu dari kejauhan, dari bilik yang tak pernah kau tahu, ketika kamu tersenyum bersama orang lain. Hm..Terdengar sangat naif sepertinya. Setidaknya itu yang bisa diucapkan untuk menghibur.
Sama sekali aku tak pernah menganggap melepasmu adalah sebuah kesedihan, melepasmu bagiku bagaikan melepaskan seekor burung ke alam bebas. Membuatmu bahagia dengan kehidupanmu yang sebenarnya dan membuatku lega karena aku telah berhasil membuat orang lain bahagia. Dan aku selalu berharap untuk bisa selalu tahu dimana burung itu membuat sarangnya untuk kehidupan barunya, kapan burung itu bertelur dan berapa anak burung itu.
Untuk mu yang telah terlepas, aku percaya suatu saat nanti aku akan melihat satu bintang yang sama dengan bintang yang kamu lihat walau di tempat yang berbeda. Dan untuk mu yang takan pernah kulepaskan. Aku ingin mencintaimu secara “tradisonal”. Dengan memilikimu dan membuatmu tersenyum sambil melihat indahnya satu bintang yang bersinar di tepian pantai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H