Real quality adalah cita rasa dari masakan itu sendiri. Semisal bakso yang paling enak adalah yang dari daging sapi asli.
Sementara perceive quality adalah kenyamanan tempat makan selain cita rasa. Semisal, cara penyajian, kualitas bahan baku, dan kebersihan.
Tempat mempunyai andil penting dalam usaha kuliner, bagaimana pelanggan merasa nyaman ketika sedang bersantap. Meski hanya sebuah warung kecil, setidaknya konsep penataan ruangan apik yang bersih harus diperhatikan.
Ada kalanya pengunjung datang hanya untuk sekadar minum atau menikmati kopi. Berilah pelayanan sebaik mungkin, bahwa selalu ada kemungkinan-kemungkinan pasar potensial di luar menu utama yang disediakan.
Jangan malu untuk bertanya kepada pelanggan tentang rasa agar dapat mengetahui kekurangannya. Penting sekali dalam usaha sebuah warung meminta feedback untuk bahan evaluasi.
Melakukan kontrol dan evaluasi tentang cita rasa masakan pada pengunjung akan lebih mudah memahami respon pasar.Â
Tata letak warung sangat mendasar, tidak hanya dari sudut pandang desain tetapi juga dari sudut pandang praktis.
Warung makan sangat mudah dijumpai di mana saja, terutama di jalan raya. Ini yang membuat calon pelaku usaha warung harus jeli dalam menjalankan sebuah usaha.Â
Perlu selalu diingat, dalam dunia kuliner, rasa adalah segalanya. Pengusaha warung harus inovatif menciptakan masakan yang tidak hanya unik namun juga enak bagi banyak orang dan pelanggan nantinya.
Memilih dan menyimpan bahan baku seperti beras, bumbu-bumbu harus selalu disimpan dengan baik, agar apa yang akan dihidangkan kepada pelanggan adalah menu-menu lezat dengan bahan baku yang baik, dan sehat.
Sebagai wirausaha pasti mencari keuntungan yang diharapkan. Namum, prioritas pada kepuasan pelanggan harus terus diperhatikan. Jangan sampai karena ingin untung besar sehingga menjajakan menu dan komposisi bumbu yang asal-asalan.