Mantan. Sebutan untuk seseorang yang pernah hadir dalam kehidupan mengisi dan menemani hari-harimu. Meski sudah menjadi bagian dari masa lalu, tak menutup kemungkinan pada saat tertentu kita teringat nostalgia kala bersamanya dulu.
Dia yang mungkin saat ini kamu cela bagaimanapun pernah  menjadi seseorang yang istimewa. Suka dan duka pernah kau rengkuh berdua dalam jalinan asmara. Terkadang kamu terbesit dalam ingatan lalu mengumpat bahkan menghina karena belum bisa move on darinya. Pun sebaliknya ucapan terima kasih dalam hati karena telah memberi warna dan makna bagi kehidupan kamu saat ini.
Bukan hubungan pacaran namanya kalau adem-adem tanpa hadirnya masalah yang mengombang-ambingkan sebuah hubungan. Karena dari masalah yang datang bertubi-tubi tanpa henti kamu belajar bagaimana mencari solusi menyelesaikan problem-problem kehidupan yang kompleks.
Tidak adil rasanya apabila kita melihat mantan hanya dari satu sisi negatifnya saja, lebih-lebih karena pertengkaran yang menyebabkan perpisahan. Bisa saja kita yang dulu terlalu egois, atau kitalah yang sebenarnya kurang bersabar dan berbesar hati.
Kedewasaan tidak begitu saja datang. Dari ragam persoalan kamu belajar mencari solusi penyelesaian, kapan saatnya berbicara dan kapan saat mendengarkan. Terlalu dominan sering tak kamu sadari memicu permasalahan.
Mantan tak sekedar meninggalkan kenangan, namun juga pelajaran.
Dia yang memberi banyak pelajaran
Ingatlah pepatah, Â seumur hidup kita akan selalu belajar. Dan mantan adalah salah satu guru terbaik yang mengajari kita banyak hal tentang kehidupan di masa lalu. Orang-orang yang lalu-lalang dalam perjalanan hidup kita termasuk mantan kekasih selalu membawa pesan. Mungkin kamu dulu tidak berpikir ke sana, yang ada waktu itu saling berebut benar karena perselisihan, ketidakcocokan, restu, dan sebagainya.
Bisa saja dulu kamu sebenarnya merasa tidak  cocok denganya, tapi kamu memaksa mempertahankan hanya karna dia cantik, ganteng, dan kaya. Hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Bagi sebagian orang, fisik seorang kekasih tentu sebuah keistimewaan dan patut untuk dibanggakan, namun ada hal yang lebih penting dari sekadar penampilan, yaitu kenyamanan hati.
Selain itu, kamu jangan lupa bahwa hidup itu selalu proses, dari mantan kita banyak belajar tentang ikhlas. Kamu bisa merasakan bagaimana kehilangan orang yang kamu idamkan. Ini mungkin masa-masa galau berat sebelum kamu menemukan pesan bermanfaat. Dengannya kamu juga belajar bersyukur karena sedikit banyak telah menuntun menjadikanmu orang yang lebih bijak dari sebelumnya.Â
Kita sering lupa saat kita sudah mendapatkan hatinya, kita terlalu kelewat bahagia hingga kita jarang mensyukurinya. Saat kita sudah terlepas darinya dan kehilangan dirinya, kita baru tersadar bahwa dialah anugerah yang pernah singgah di hati meski kini entah dengan siapa dia bersama.
Masa lalu sesekali perlu dikenang untuk  mengoreksi kesalahan yang dulu pernah kita lakukan agar kelak tidak terulang kembali. Jangan kita melihat kekurangannya, tapi lihatlah kekurangan yang ada pada diri kita sendiri.Â
Terkadang kita dipertemukan bukan untuk disatukan, namun untuk saling mendewasakan. Mengapa harus ada penyesalan, apalagi benci. Bukankah di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Asal kamu tahu, Tuhan telah menggariskan segala nasib manusia dengan tujuan tertentu. Tak terkecuali mantan.