Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Jejak Sejarah di Jalan Asia-Afrika Bandung

20 Oktober 2018   21:57 Diperbarui: 23 November 2018   06:29 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak mengenal kota Bandung, kota yang selalu menggoda untuk kembali datang berkunjung. Kota yang terkenal juga dengan Paris van Java pusat mode dan sorganya belanja fashion ini.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Petualangan malam saya mulai dari gerai buku milik Kompas Gramedia Group yang ada di Jalan Merdeka Bandung. Di Kota Bandung terdapat beberapa toko buku dengan koleksi yang lengkap. Namun pada kesempatan ini saya memutuskan untuk ke gramedia Merdeka yang merupakan terlengkap dan terbesar di Bandung.

Dokpri
Dokpri
Gerai empat lantai ini memang cukup luas dan lengkap. Lantai pertama terdapat perlengkapan-perlengkapan musik, dan sebagian koleksi buku-buku lama dengan harga miring, bermacam tas, foodcourt, dan lain-lain. 

Lantai dua diisi peralatatan tulis kantor dan buku-buku agama, lantai tiga diisi koleksi buku-buku umum, seperti buku komputer, kesehatan, manajemen, dan sebagainya. Lantai lainnya ada koleksi buku-buku novel dan buku-buku sekolah. 

Setelah cukup puas muter-muter dan baca-baca akhirnya saya menemukan buku yang saya cari dan bergegas membawanya ke kasir.

Dokpri
Dokpri
Dari Jalan Merdeka saya lanjutkan ke Asia Afrika. Kawasan yang menjadi salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di pusat kota Bandung. Beragam desain bangunan kuno dan kisah catatan sejarah bisa di telusuri di sepanjang Jalan Asia Afrika Bandung ini. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Banyaknya peristiwa penting yang terjadi di Kota bandung pada masa lalu yang mewarnai perjalanan sejarah bangsa kita, terutama peninggalan berupa monumen maupun bangunan yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Selain berwisata, menelusuri jejak perjuangan bangsa khususnya di kota Bandung, bisa menjadi sarana menambah wawasan serta lebih memupuk semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan sekaligus mencintai warisan sejarah yang tidak ternilai harganya.

Pengunjung memadati Alun-alun Kota Bandung (Dokumentasi Pribadi)
Pengunjung memadati Alun-alun Kota Bandung (Dokumentasi Pribadi)
Lautan Manusia Ada di Mana-mana

Salah satu tempat di sepanjang Jalan Asia Afrika yang membuat saya penasaran adalah alun-alun kota Bandung dan masjidnya yang megah dengan dua menara tinggi menjulang. Masjid yang kerap dipenuhi oleh jamaah ini adalah Masjid Raya Bandung. Masjid ini berlokasi di kawasan Alun-alun Bandung.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Masjid Raya Bandung ini ada dalam satu area dengan alun-alun yang unik dan istimewa dengan hamparan rumput sintetis menjadi salah satu magnit para pengunjung. Instagramable banget. Di sini pengunjung bisa bermain serta bercengkrama santai dengan teman dan keluarga. Selain itu, ada juga wahana bermain anak serta beberapa fasilitas olah raga.

Rumput sintetis alun-alun Kota Bandung (Dokumentasi Pribadi)
Rumput sintetis alun-alun Kota Bandung (Dokumentasi Pribadi)
Sepintas memang terlihat biasa lazimnya alun-alun sebagaimana seperti yang ada di kota-kota besar lainya. Apalagi pada saat weekend pengunjung seakan tumpah ruah dari dalam dan luar kota. Namun, ada perbedaan yang sangat mencolok saat saya melihat kepadatan pengunjung yang ada di Alun-alun Kota Bandung dan sekitarnya. Tidak hanya berpusat di alun-alun saja, tetapi kepadatan ada di tiap sudut, lebih-lebih di sekitarnya terpadat pusat-pusat perbelanjaan besar. Selain menjadi favorit tujuan wisata dan belanja tapi juga sebagai presentase populasi penduduk yang memang Jawa Barat ini adalah provinsi terpadat di Indonesia.

Kepadatan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki di Jalan Asia Afrika (Dokumentasi Pribadi)
Kepadatan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki di Jalan Asia Afrika (Dokumentasi Pribadi)
Jika Anda dari luar kota ingin menikmati suasana kota Kembang saat malam hari, Anda bisa mencari tempat menginap di Kawasan Braga, Asia Afrika, dan sekitarnya. Atau Anda yang ingin menikmati suasana sejuk dengan panorama alam nan indah sembari ngopi di alam terbuka, Anda bisa datang saat siang atau sore hari, dan daerah Dago Atas adalah tujuan yang tepat.

Malam semakin larut, setelah berjalan menelusuri beberapa tempat bersejarah di Kota Bandung rasa ngantuk dan penat pun menghampiri. Masih ada beberapa tempat yang belum sempat saya kunjungi yang rencana akan saya lanjut next time.


Bandung, 20/10/18

Ahmad Rury

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun