baru kira- kira, pukul 03.00 kurang aku balas.
“Terima kasih telah mencintaiku. Bagaimana dengan rumah tanggaku, kamu mau dengan perempuan yang bersuami mempunyai anak satu? (anakku waktu itu masih satu masih TK, seakrang sudah kelas 6) Bukankah segala yang ada di dunia ini berpasangan, kamu hanya belum menemukannya.”
Sore harinya dia membalas, tidak apa-apa, semoga bahagia dengan keluargamu
Keesukan harinya
Aku merasa kehilangannya. Aku ingin setia dengan suami yang nyata-nyata tidak mempunyai pekerjaan, ke sana ke sini tidak ada tujuan.
Fredric kenapa kau datang, saat tidak tepat cintaku telah dimiliki. Kalian pasti tahu lagu Fatin Shidqia “Aku Memilih Setia”,
…Ada banyak cara tuhan menghadirkan cinta, mungkin engkaulah salah satunya. Namun engkau datang di saat yang tidak tepat. Cintaku telah dimiliki…mengapa kau tidak datang sebelum suamiku, aku pasti memilih kamu. Ya Allah ampuilah aku yang tak pernah bersyukur.
Walaupun berat rasanya hidup berumah tangga dengan suamiku, tanpa cinta yang penggangguran. Usaha apa saja belum berhasil, selalu kena tipu teman-temanya karena sok akrab, sok baik malah dimanfaatkan. Yang suamiku kadang lebih mementingkan temannya daripada aku bahkan anakku sendiri, gak digagas. Aku tetap setia.
Aku bertahan dengan suamiku. Karena aku tidak tahu Fredric seperti apa, apalagi kenal di FB.
Begitu bodohnya aku, aku harus menangis kehilangannya.
Aku kirim pesan,