Mohon tunggu...
Ruri Woro Sushanti
Ruri Woro Sushanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Memggambar, memasak, piknik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah Bukanlah Masalah

11 Mei 2024   09:23 Diperbarui: 11 Mei 2024   09:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Sampah adalah masalah lingkungan yang tidak mudah diselesaikan sejak beberapa dekade lalu. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengemukakan bahwa Indonesia menghasilkan sebanyak 21,88 juta ton sampah di tahun 2021.

    Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai, sedangkan sampah anorgaik adalah Limbah anorganik adalah semacam sampah atau sisa bahan yang tidak mudah membusuk yang lazimnya bukan bermula dari hewan dan tumbuhan. Sampah anorganik dapat berupa plastik, botol beling atau kaca, kaleng, dan pembungkus makanan lainnya.

     Sejak tahun 2021 masa pandemi covic, sampah masker, sampah kardus dan bubble wrap juga menjadi masalah baru bagi lingkungan karena melonjaknya arus jual beli online dan seringnya. kita melakukan inovasi dalam berbagai hal, misalnya membuat makanan kekinian, membuat rumah/ merenovasi rumah, tentunya hal tersebut akan menciptakan banyak sampah.

    Sebenarnya kita tidak akan jauh dari sampah, tetapi hal tersebut bukanlah menjadi masalah, apabila kita pandai-pandai dalam mengelola sampah dengan benar. Kadang-kadang kita sendiri yang tidak perduli dengan lingkungan sekitar atau mengambil jalan pintas agar sampah bisa segera lenyap di pandangan mata kita.

    Daur ulang sampah menjadi salah satu solusi yang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah limbah/ saampah tersebut. Kegiatan ini dapat dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Jika semakin banyak orang yang melakukan daur ulang, maka semakin banyak sampah yang akan memiliki nilai guna. Perlu diingat bahwa pembakaran sampah dan pembuangan sampah ke sungai bukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah sampah. Karena pembakaran tersebut akan menghasilkan karbondioksida yang mengotori udara dan pembuangan sampah ke sungai akan mencemari lingkunga.

     Adapun 6 langkah daur ulang sampah yang bisa dilakukan yakni sebagai berikut:

  • Rethink: mempertimbangkan secara matang sebelum membeli barang. Usahakan untuk membeli barang berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan atau gengsi. Alangkah lebih baik lagi jika Anda memprioritaskan produk daur ulang, seperti makanan yang dibungkus kertas, daun dan bambu.
  • Refuse: menolak pemakaian barang-barang sekali pakai, contohnya air kemasan gallon, botol plastik dan kantong plastik.
  • Reduce: meminimalisir penggunaan barang-barang yang dapat menyebabkan pencemaran, contohnya:  hairspray, pestisida, batu baterai bekas, dll.
  • Reuse: menggunakan ulang barang-barang yang masih bermanfaat, contohnya tas kain untuk berbelanja.
  • Repair: memperbaiki barang-barang yang rusak sebelum membeli barang yang baru untuk menggantikannya. Contohnya menjahit baju atau sepatu yang robek dan mengelem sepatu.
  • Recycle: melakukan daur ulang sebagai upaya mengurangi sampah sekaligus meningkatkan nilai pakai dan atau nilai ekonomi suatu barang. Contohnya membuat hasna karya bunga dari botol plastik atau kantong plastik

      Maka sampah bukanlah masalah bagi kita asalkan kita mengetahui cara mengelola sampah dengan bijak untuk masa depan bumi. Tentunya kita tidak ingin bukan mewarisi sampah untuk anak cucu kita. Kita harus segera berbenah mulai sekarang tidak menunggu nanti dan nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun