Setahun lalu, sewaktu aku pulang kualiah dan duduk di kursi ruang tamu, Ibuk langsung menghampiri dan bertanya, "Mbak Put, kok matanya jadi makin dalem, ya?" Karena aku tidak percaya (dan sebenarnya tidak peduli), aku menjawabnya dengan santai kalau ini cuma karena aku tambah gendut dan sering begadang, jadi kantung matanya membesar. Ibuk masih juga tidak membuang wajah herannya. Seperti memendam pertanyaan serius, sebenarnya apa yang terjadi pada mata anak perempuannya ini?
Sampai akhirnya tadi malam, aku merasa ada yang tidak beres dengan mataku. Rasanya seperti volume bola matanya berkurang. Berkali-kali aku usap wajahku, memandingkan struktur mata dengan pipi, lebih maju yang mana. Saat membasuh muka pun aku juga masih memikirkannya.
Seminggu yang lalu, tepatnya hari Jumat, aku berkunjung ke kantor Pak Fal. Pak Fal bercerita tentang kesehatan matanya yang sudah lumayan serius. Hal itu membuatku semakin berdebar. Ada apa sebenarnya dengan kedua mataku ini?
Â
Aku belum ingin menemui dokter, jadi aku merenung dan terus berpikir apa saja penyebabnya. Ada hal yang aku duga menjadi penyebab utama, yaitu siklus tidur yang tidak baik (aku sering begadang. Sering sekali. Tidur hanya 3 sampai 5 jam dalam sehari) dan pastinya keseringan menatap layar posel dan laptop.
Â
"Mas, aku besok mau olah raga loh!" aku berkirim pesan pada Mas Danang, manusia yang setiap paginya terbuat dari lari puluhan kilo meter sampai basah kuyup.Â
"Wah, bagus tuh!" Â jawabnya.
"Mending lari apa sepeda?"
"Lari aja. Tipis-tipis, sampai beringin terus balik lagi ke rumah," begitu sarannya.
Â
Well, I did it. Pagi tadi Ruri lari-jalan-lari-jalan-lari-jalan. Sesuai saran Mas Danang, belum boleh pakai headset. Katanya, biar tahu dulu beda pernapasannya. Harus bisa ngerasain. Kalau dilihat, ini sangat dekat. Tapi, rasanya sangat berat. Dasar, manusia tidak pernah olah raga!
Ini baru hari pertama. Setelah sebulan berolah raga pagi, kalau mataku masih terasa blawur dan susah melihat, aku akan pergi ke dokter. Tentu dengan rujukan BPJS, seperti yang diminta Kak Iman, 3 tahun 3 hari yang lalu. Terima kasih, Mei!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H