Media sosial sangat membantu para pemuda/i yang memiliki bisnis atau penjualan untuk melakukan promosi. Karena media sosial ini tidak terbatas akan jangkauan, maka akan sangat membantu menyebarluaskan atau mempromosikan bisnis dan penjualan pemuda/i agar lebih banyak orang yang tahu dan membelinya. Teknik marketing yang menggunakan media sosial sangat mendukung. Endorse para influencer juga salah satu cara agar menaikkan tingkat penjualan para pemuda/i.
- Tempat populerisasiÂ
Pemuda/i bisa menjadi populer karena media sosial. Baik itu populer karena hal positif ataupun negatif. Pemuda/i bisa tiba-tiba terkenal karena dirinya telah membuat sesuatu yang unik dan menarik, sehingga banyak orang-orang yang merespons mereka.
Menurut Karjaluoto 2008: 4 (dalam Rahmandika 2019: 6-7) Â terdapat enam jenis media sosial, seperti :
- Blog : Sebuah website untuk menulis serta menyediakan ruang komentar bagi pembacanya.
- Forum : Situs untuk menyusun sebuah topik dan mengomentari topk tersebut.
- Komunitas konten (content communities) : Tempat untuk menyebarluaskan suatu konten.
- Dunia virtual (virtual worlds)
- Wikis : Situs penghasil data ataupun dokumen.
- Jejaring sosial (social networks) : Jaringan sosial yang dipergunakan untuk koneksi dengan berbagai orang dan kelompok.[1]
Perkembangan media sosial berperan dalam perubahan gaya hidup masyarakat. Gaya hidup seseorang akan berubah dan seolah-olah sudah dijadikan panutan bagi seseorang yang mengenalnya. Gaya hidup modern yang diinginkan oleh pemuda/i akan membawa dampak pada perilaku konsumtif bagi dirinya sendiri.
Perilaku konsumtif sebagai gaya hidup yang dilakukan pemuda/i akibat adanya tuntutan pergaulan teman sebaya mereka. Dimana mereka akan mementingkan penampilan dan mengikuti lingkungan sekitarnya. Perubahan gaya hidup pemuda/i ini juga disebabkan adanya rasa gengsi dan tidak mau kalah dengan keadaan dan kemewahan teman yang lain.
Mereka akan cenderung memamerkan barang-barang dan kehidupan yang mewahnya ke media sosial agar para teman-teman yang lain tahu mengenai kehidupannya. Berkepribadian konsumtif agar dapat memenuhi ekspetasi orang lain terhadap dirinya. Pemuda/i yang seperti itu cenderung hanya akan memikirkan keinginan semata saja dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan.
Seperti halnya berbelanja secara tidak wajar padahal perekonomiannya tidak mendukung, nongkrong di cafe atau coffee shop mewah, makan di restaurant, membelikan kendaraan yang paling bagus serta smartphone keluaran terbaru, dan selalu mengikuti trand masa kini yang glamour.
Kelas sosial bagi pertemanan merupakan faktor yang mempengaruhi gaya hidup pemuda/i. Jika pemuda/i bergaul dengan kelompok kelas sosial atas, maka secara sadar ataupun tidak sadar dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi gaya hidup mereka agar terlihat setara.
Ada juga pemuda/i kelas sosial menengah yang sebagai korban dari gengsi yang tinggi terhadap kehidupan teman yang lain, sehingga mengikuti gaya hidup temannya tersebut, tanpa memikirkan keadaan perkonomiannya. Mereka mengedepankan egonya untuk terlihat kekinian. Terkadang gengsi yang selalu mereka junjung dalam pertemanan tersebut. Setelah melakuakn perilaku konsumtif tersebut tidak lupa mereka upload ke media sosial agar teman-teman yang mengikutinya di media sosial mengikuti dan mengetahui apa yang  mereka lakukan. Istilah jaman sekarangnya adalah 'ngasih makan media sosial'.
Â
Â