Mohon tunggu...
Rurin Elfi Farida
Rurin Elfi Farida Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Just a humanbeing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka Seorang Ayah

5 Juni 2022   12:26 Diperbarui: 5 Juni 2022   12:38 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menangis pilu dalam bisu

Meregang rasa dalam duka

Mengukur dasar sungai dengan

Jangkauan netra yang tak biasa

Nak,

dimanakah kamu bergelung 

Memasung kehangatan

Ayah yakin kau beselimut

damai dan bahagia

dimanapun ragamu berada

kini

Nak, 

Ayah bangga kau tunaikan

Tugasmu sebagai anak lelaki

Menjaga  adikmu hingga

Kau korbankan hela nafasmu

demi sebuah cinta yang  kau

Pertaruhkan 

Nak,

Maafkan, ayahmu

Maafkan, bundamu

Jika tak bisa menunggumu

Lebih lama

Mencari sisa bayangmu

di rembang petang Aare

yang begitu melegenda

Sejujurnya

Ingin rasanya membersamaimu

Mengayuh rona takdir sang Pencipta

Namun apa daya

Keadaan tak bisa ditawar dengan kata

Sungguh Nak,

Sakit sekali rasanya

Harus meninggalkanmu tanpa sempat

Bertemu raga

Tapi Nak, 

Ayah bundamu yakin

Senyummu abadi dalam cinta

Asamu terlangit dalam doa

Damailah Nak,

dalam keindahan Aare yang sempurna

Sungguh Tuhan sang Maha Cinta

Mendekapmu dalam kedamaian

Selamanya

5 Jumi 2022, Serangkum doa untuk Kang Emil yang telah mengikhlaskan Eril menghadap pencipta-Nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun