Menangis pilu dalam bisu
Meregang rasa dalam duka
Mengukur dasar sungai dengan
Jangkauan netra yang tak biasa
Nak,
dimanakah kamu bergelungÂ
Memasung kehangatan
Ayah yakin kau beselimut
damai dan bahagia
dimanapun ragamu berada
kini
Nak,Â
Ayah bangga kau tunaikan
Tugasmu sebagai anak lelaki
Menjaga  adikmu hingga
Kau korbankan hela nafasmu
demi sebuah cinta yang  kau
PertaruhkanÂ
Nak,
Maafkan, ayahmu
Maafkan, bundamu
Jika tak bisa menunggumu
Lebih lama
Mencari sisa bayangmu
di rembang petang Aare
yang begitu melegenda
Sejujurnya
Ingin rasanya membersamaimu
Mengayuh rona takdir sang Pencipta
Namun apa daya
Keadaan tak bisa ditawar dengan kata
Sungguh Nak,
Sakit sekali rasanya
Harus meninggalkanmu tanpa sempat
Bertemu raga
Tapi Nak,Â
Ayah bundamu yakin
Senyummu abadi dalam cinta
Asamu terlangit dalam doa
Damailah Nak,
dalam keindahan Aare yang sempurna
Sungguh Tuhan sang Maha Cinta
Mendekapmu dalam kedamaian
Selamanya
5 Jumi 2022, Serangkum doa untuk Kang Emil yang telah mengikhlaskan Eril menghadap pencipta-Nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H