Pijar gulana mewarna semesta
dalam epik kehidupan para pendosa
mencari muka demi keberlangsungan nafas
semata
Ironi melilit setiap butiran janji
yang diobral habis bersama sejilat manis
tak ada rasa bersalah walau terikat sumpah
lihatlah
tak ada satu laku pun yang ditiru
hanya menunggu keberuntungan yang datang
tak tentu
Entah sampai kapan akan terus begitu
mungkin menunggu kiamat melaknat
pekat   Â
mengggapi mimpi dalam taubat
yang terlambat
basa basi yang terkungkung stagnasi
sungguh memuakkanÂ
para penjilat pemegang plakat
injak bijak di ketiak  rakyat
demi sebuah legalitas tak waras
atas nama kedamaian
di penjuru semesta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H