Mohon tunggu...
Ruri Andayani
Ruri Andayani Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seorang penyintas kehidupan

Saya siapa yaa?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Gang Seribu Punten" Ini Bersolek Menjadi Lebih Bersih dan Berwarna

28 Februari 2018   22:43 Diperbarui: 13 Maret 2018   14:31 2496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersih dan asri (dok pribadi)

Menurut salah seorangnya, sebut saja Mawar (saya lupa menanyakan nama mereka), gang-gang Cibunut bersih bukan sejak diresmikan sebagai Cibunut Berwarna, melainkan sejak organisasi Karang Taruna-nya bertekad menjadikan lingkungan kampungnya hijau dan ramah lingkungan sejak dua tahun lalu itu.

Karena itulah Pemkot Bandung pun memberi dukungan pada kampung ini. Dengan bekerjasama dengan satu produsen cat dan ikatan alumni ITB, dibuatlah konsep mural di gang-gang yang mencakup sembilan RT itu secara tematik, antara lain mural bertema lingkungan, pendidikan, dan "kaulinan budak" (permainan anak-anak).

Menurut Mawar, warga juga didorong untuk memilah sampah-sampah rumah tangganya. Menurutnya, ada satu tempat di RT lain untuk pengumpulkan sampah rumah tangga antara lain untuk dijadikan kompos. Mereka juga kata Mawar telah beberapa kali menyelenggarakan festival kuliner. "Nanti bakal ada lagi," ujarnya.

Dalam hal menata gang-gang sempit dan kumuh, Bandung boleh dibilang tertinggal jika dibanding Malang dengan Jodipan-nya, misalnya. Bahkan Yogyakarta melalui ide yang digagas Romo Mangunwijaya, telah sejak lama memiliki kampung kumuh yang ditata yakni perkampungan di bantaran Kali Code.

Kondisi ini selain menyemangati dan menghibur warga setempat di tengah kehidupan yang berat, juga bisa menghidupkan ekonomi mereka. Jika wisatawan banyak, warga bisa saja menjual cinderamata buatan mereka sendir.

Selain itu, warga juga menjadi berkepentingan menjaga kebersihan kampungnya, karena ada tuntutan standarisasi sebagai tujuan wisata. Sebagai negeri dengan "tradisi" perumahan gang sempit, virus kampung berwarna seharusnya lebih dikontaminasikan ke seluruh Indonesia.

                                     ***

Di ujung gang terakhir, terlihat cahaya terang; ah akhirnya bertemu jalan besar juga. Di sisi kanannya, seorang pria duduk di satu tembok yang menonjol. Saya melaluinya. "Punteen!"***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun