Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Makan Bergizi Gratis (MBG), Wujud Kepedulian Terhadap Siswa Kurang Mampu

17 Januari 2025   14:29 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:17 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Makan Siang Gratis. Gambar dari Kompas.id

Bagi yang  berada di pelosok desa, Makan Bergizi Gratis atau MBG masih menjadi penantian panjang yang penuh pengharapan, kapan makan sehat itu kami rasakan.

Makan sehat bergizi rasanya sesuatu banget, maklum sebagian besar murid-murid jarang yang sarapan pagi. Bukan tanpa sebab sebagian orang tua mereka buruh tani.

Pagi-pagi sekitar pukul 06.00 pagi sudah harus berangkat ke sawah, apalagi jika musim tanam padi atau tandur ada yang subuh sudah berangkat karena sistem borongan, jadi tidak sempat menyiapkan sarapan untuk anak-anakanya.

"Biasanya Mamak meninggalkan uang Rp 5000,- di atas meja dapur, untuk jajan", ujar Nadi, siswa kelas 6 yang tak pernah sarapan pagi saat berangkat sekolah.

Sampai di sekolah beli nasi goreng Rp.2000,- sebungkus. Mungkin kalau orang jogja menamakan nasi kucing, jangan tanya seberapa banyaknya, mungkin 5-6 sendok makan ukuran dewasa. Bagi anak-anak yang penting sudah bisa mengganjang perut mereka.

Lain lagi pengakuan Mamad, dia juga tidak pernah sarapan pagi tiap hari diberi uang saku Rp.7000,-. Tiba di sekolah dia membeli tempe goreng Rp. 3000,- baginya itu sudah cukup untuk penggaganti sarapan. Selebihnya akan dia belikan saat istirahat.

Cerita mereka, mengapa tidak sarapan ?

Pentingnya sarapan pagi bagi anak belum dipahami dengan baik oleh orang tua. Ada banyak manfaat sarapan pagi diantaranya dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar , untuk memberikan energi saat belajar  dan beraktivitas.

Bagi orang tua yang memahami pentingnya sarapan pagi pasti akan menyiapkan dari rumah, bahkan ada yang membawa bekal untuk dimakan di sekolah. Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah tertentu yang mewajibkan anak-anak membawa bekal dari rumah.  

Namun jika kita melihat di kampung, seperti di lingkungan tempat tinggal saya sebagian mereka tidak peduli dengan sarapan pagi untuk anak-anaknya. "Walah Bu, sing penting disiapi sangu, biar jajan di sekolah", Ujar Mbak Wina, wali wurid kelas 2 SD yang tidak menyiapkan sarapan bagi kedua anaknya yang masih duduk di SD dan SMP.

Selain Mbak Wina, ada alasan dari Mak Wiji, ibu paruh baya itu tiap hari bekerja serabutan, seringnya di sawah menjadi buruh tani, apalagi saat ini musim tandur atau tanam pagi. Pagi-pagi sudah harus kerja Borongan. Pukul 05.00 sudah berangkat dengan teman-teman seprofesinya.

Cukup dengan meninggalkan sangu untuk Ari anaknya, Mak Wiji sudah bisa bekerja dengan suaminya di sawah. Biasanya mereka sudah ada jatah sarapan di sawah.

Cerita Mbak Novi, Mak Wiji dibenarkan oleh Mbak Suti. Dia bekerja sebagai ART di  rumah tetangganya. Menurutnya biasanya kalau menyiapkan sarapan tidak dimakan, anak lebih suka jajan di sekolah. Ahirnya ya cukup diberi sangu saja.

Saat anak menerima Makan Bergizi Gratis(MBG) Ilustrasi gambar dari Antara Foto
Saat anak menerima Makan Bergizi Gratis(MBG) Ilustrasi gambar dari Antara Foto
MBG)

Program Makan Bergizi Gratis 

Adanya program Makan Bergizi Gratis(MBG) yang dilaksanakan pada tahun ini, bahkan sudah ada yang menerima, menjadi angin segar di terik matahari yang panas. Bagi kami yang ada di kampung menjadi sesuatu banget, saya sering ngobrol dengan murid-murid saat di kelas.

Andai nanti dapat Makan Bergizi Gratis bagaimana perasaan kalian? Mereka dengan semangat menjawab, "Senang Bu",

"Saya suka susunya Bu, saya lihat di tik-tok ada susunya juga",

"Benar Bu, Saya juga suka susu, kalau di rumah tak pernah ada susu",

Mereka telah membayangkan bagaimana senangnya saat menerima Makan Bergizi itu. Bahkan Bagas menanyakan, "Apa boleh dibawa pulang Bu",

"Lo memangnya kenapa",

"Saya ingin makan bersama adik Bu", Bagas ingin berbagi makanan dengan adiknya di rumah.

"Wah, nanti adikmu yang masih kecil juga dapat sendiri, Nak, jadi kamu harus makan di sekolah ", Jawabku pada Bagas.

Begitulah hari-hari kami saat berbincang-bincang dengan murid-murid  di sekolah. Apa yang dialami Bagas pernah juga saya lihat di kanal you tube Kompas. Selasa,  tanggal  7 januari 2025   SD Negeri 040445 Ketaren  Tanah Karo mendapat jatah Makan Bergizi Gratis(MBG) dari program pemerintah.

Nual siswa kelas 4 SD, tidak mau makan jatah yang diberikan. Saat ditanya petugas, mengapa jatahnya tidak dimakan, Nuel malah menangis, dia menyampaikan bahwa jatahnya akan dibawa pulang untuk dimakan dengan ibunya yang sedang sakit di rumah.

Petugas yang berasal dari Kodim 0205 tersebut ahirnya memberikan 3 box jatahnya, satu untuk di makan disekolah dan dua box berikutnya diberikan pada ayah dan ibunya di rumah.

Bagi murid-murid yang berlatar belakang kurang mampu Makan Bergizi Gratis sebuah hadiah yang begitu berkesan dan bermakna. Bisa dibayangkan saat dia akan makan saja teringat adiknya yang di rumah, teringat ibunya yang lagi sakit.

Mereka memahami keadaannya, apa yang dia makan sehari-hari tentu tidak sama dengan apa yang saat ini dia terima, sehingga saat akan makan enak dia teringat keluarganya yang ada di rumah.

Begitulah sebenarnya jika kita mau melihat kondisi masyarakat kita yang berada di pelosok desa. Sebagain besar mereka memang masih membutuhkan uluran tangan para dermawan. Program Makan Bergizi Gratis dari pemerintah tentu hal yang luar biasa terlepas itu menjadi polemik di kalangan para pemerhati bangsa ini.

Mereka yang membutuhkan tentu sangat bersyukur karena mulai hari itu dia mendapat jatah makan bergizi dari pemerintah.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun