Hari itu, tanggal 13 Desember 2024, Pimpinan Anak Cabang fatayat  Nahdlatul Ulama Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban mengadakan kegiatan anjangsana. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin PAC yang diselenggarakan setiap dua bulan sekali. Â
Kegiatan ini dikemas dengan anjangsana dari ranting ke ranting. Selain bertujuan untuk menyambung silaturrami kegiatan juga diisi dengan tausiah, juga khotmil qur'an. Hadir 3-5 anggota yang mewakili setiap ranting.
Biasanya pertemuan dibuka dengan pembacaan shalawat pada nabi dengan Mahalul Qiyam diteruskan dengan sambutan ketua ranting dan ketua PAC Kecamatan Singgahan.
Setelah sambutan ketua ranting diteruskan dengan pembinaan dari Ketua PAC Ibu Hj. Dewi Mariyah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa masa khidmat pengurus PAC Kecamatan Singgahan sudah hampir selesai. Demikian juga dengan kepengurusan di setiap ranting.
Untuk itu diharapkan pada Bulan Februari 2025 masing-masing ranting sudah bisa melakukan rapat koordinasi membahas pergantian masa jabatan pengurus. Selain itu beliau juga menyampaikan pentingnya memberikan kesempatan yang muda untuk meneruskan estafet kepemimpinan demi kemajuan organisasi.
Beliau juga menjelaskan bahwa pola kepemimpinan sekarang tidak sama dengan zaman dulu, sekarang semuanya serba IT, sehingga pengurus harus melek digital. Sering ada permintaan data dan harus segera dikirim.
Diharapkan adanya reorganisasi pengurus yang baru bisa membawa kemajuan fatayat dan kemaslahatan umat. Ujar ketua PAC Kecamatan Singgahan itu dengan mantab dan penuh semangat.
Usai sambutan PAC kegiatan diisi dengan seminar parenting yang disampaikan oleh sahabat Khuriyatul Ainiyah. Dalam ulasannya Ketua Ranting Fatayat Desa Mulyorejo tersebut menyampaikan pola asuh anak di zaman yang semakin komplek ini.
Seminar kali ini mengangkat  tema "Memahami pentingnya Parenting Bagi Orang tua". Parenting menurut KBBI adalah mengasuh, merawat, menjaga dan mendidik anak kecil. Sedang menurut istilah pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak.
Dalam seminar ini sasarannya adalah para orang tua terutama ibu-ibu. Kesempatan yang baik ini tidak disia-siakan karena yang dihadapi adalah sahabat-sahabat fatayat yang nota bene ibu-ibu milenial yang masih produktif dan sebagaian besar masih mempunyai anak dalam pengasuhan.
Pada awal seminar, kami menyampaikan ungkapan dari sahabat nabi yang juga kholifaturrosyidin  yaitu Ali Bin Abi Thalib ; "Didiklah anak-anakmu sesuai zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu".
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan tentang pola asuh anak yang harus dilakukan orang tua. Pola adalah sebuah bentuk atau model yang mempunyai keteraturan. Misalnya saat penjahit akan memotong baju maka dia harus membuat pola di atas kain dengan hati-hati dan berusaha tidak keliru, setelah pola terbentuk dengan keteraturan maka kain akan dipotong sesuai dengan pola yang sudah dilekatkan.
Demikian juga saat orang tua mendidik anak mempunyai pola atau model sendiri-sendiri. Misalnya dalam keluarga Alpha  pola asuhnya berbeda dengan keluarga Delta. Walaupun berbeda cara namun setiap keluarga muslim harus menerapkan pola asuh yang sama sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah sebagai Uswatun Hasanah.
Pertama, ajarkan mengenal Tuhan sebagai pencipta semua mahluk
Mengapa kita harus mengenalkan Tuhan? Ini wujud syukur kita kepada sang pencipta, bahwa selama ini kita mendapatkan banyak nikmat diantaranya menghirup udara segar full oksigen secara gratis. Mengajarkan sejak dini bahwa kita mempunyai kewajiban menyembahnya.
Salat adalah implementasi ibadah yang menjadi kewajiban seorang muslim. Selain salat bekali juga anak untuk mengaji, dan membaca doa-doa harian. Jika pola asuh ini diterapkan sejak dini, membekali mereka dengan dasar-dasar agama maka kelak anak-anak menjadi pribadi yang relegius dan berkarakter.
Kedua, ajarkan adab dan sopan santun
Penting bagi kita sebagai orang tua untuk mengajarkan mereka adab dan sopan santun. Seperti mengucapkan salam dan salim jika bertemu dengan guru, kakek, nenek, family atau saudara. Tidak boleh masuk ke rumah orang lain sebelum diberi izin.
Tidak boleh mencela makanan walaupun rasanya kurang enak atau tidak sesuai selera, menjenguk teman atau tetangga yang sedang sakit. Ajarkan mereka tata krama, tutur kata yang sopan saat berbicara dengan orang yang lebih tua dan lain sebagainya.
Ketiga, ajarkan anak tentang kesederhanaan
Perilaku anak pasti akan meniru orang-orang didekatnya termasuk orang tua atau pengasuhnya. jangan suka pamer harta atau benda-benda yang dimilikinya. Saya sering mendengar anak-anak dengan bangganya menceritakan jika ibunya beli motor baru, beli perkakas rumah tangga yang baru.
Hal ini jika dibiarkan maka saat dewasa dia akan menjadi anak yang sombong. Ajarkan mereka kesederhanaan. Membelikan barang-barang yang mereka butuhkan. Mengajarkan kepada mereka untuk bersyukur dengan keberadaan keluarga, dengan cara melihat teman yang secara ekonomi lebih rendah dari kita. Dengan demikian akan menambah rasa syukur.
Ajarkan juga terhadap anak tidak mudah gengsi. Menerima keberadaan orang tua, bersyukur dengan apa yang dimilikinya sehingga kelak dewasa secara mental dia akan tumbuh menjadi pribadi yang Tangguh.
Empat, latihlah mandiri
Mandiri banyak yang mengkonotasikan makan, mandi, sendiri. Mandiri artinya kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan tidak tergantung dengan orang lain. Wajib bagi orang tua untuk melatih anak mandiri. Dimulai dengan mandiri sendiri, makan sendiri, menyiapkan peralatan sekolah sendiri bahkan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Setelah itu ajarkan mereka membantu orang tua dari hal-hal yang ringan seperti mencuci piring sendiri, menyapu halaman rumah, dan mencuci baju. Â Ajarkan pula ikut berpartisipasi di lingkungan masyarakat seperti mengajak mereka kerja bakti di lingkungan warga, mengikuti kegiatan agustusan, Â bersosialisasi dan bertegur sapa dengan tetangga.
Lima, beri tahu perbedaan gender dan masa baligh
Bersamaan dengan tumbuhnya Ananda maka penting bagi orang tua memberitahukan tentang masa baligh dan apa saja tanda-tandanya. Jangan sampai anak mengetahui dari film, atau video yang ia tonton yang justru akan memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan mereka.
Secara garis besar tanda-tanda masa baligh bagi laki-laki diantaranya : tumbuhnya jakun, mimpi basah, keluarnya rambut di bagian tertentu, suara bertambah besar, mempunyai ketertarikan pada lawan jenis.
Sedangkan bagi perembuan biasanya mengalami menstruasi, payudara bertambah besar, tumbuh rambut di bagian tertentu dan pinggul membesar. Tanda-tanda seperti ini hendaknya disampaikan dengan jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi sehingga anak memahaminya tanpa merasa penasaran.
Wasana Kata
Bapak dan Ibu, penting bagi kita mengetahui pola asuh orang tua terhadap anak, karena pada dasarnya kita mempunyai harapan besar terhadap anak. Siapapun kita pasti menginginkan anak-anak menjadi sholih sholihah, berbakti kepada orang tua, sukses dan bermanfaat di masa depannya.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H