Terkadang Bapak-bapak saja jarang yang bisa betulin genteng sendiri apalagi single parent seperti saya. Satu-satunya jalan ya panggil tukang.
Musim hujan seperti ini pasti banyak bagian rumah yang perlu perbaikan, seperti atap bocor, genteng pecah, atau saluran air yang mampet. Seperti yang saya alami, rumah perlu perbaikan dari talang yang amber saat hujan deras, plafon bolong hingga lampu halaman mati.
Untuk talang yang sering amber, saya sudah panggil tukang tiga kali. Saat pemasangan pertama kali saya sudah menyampaikan kalau talang dibelikan saja seng yang lebar dan kita bikin sendiri kayak jaman kecil saya dulu, biasanya Bapak saya suka mengganti talang dengan seng. Â
Namun, tukang punya inisiatif sendiri, dia beli talang yang sudah jadi, yang terbuat dari paralon gede dan terbuka. Memang praktis sih,,, tinggal pasang jadi. Namun apa yang terjadi saat hujan deras, talang amber sehingga air masuk ke rumah, jadilah rumah saya banjir. Beruntung ada aliran air menuju ke luar sehingga bisa teratasi saat hujan deras.
Selain talang yang tidak mampu menampung kapasitas air, ada lagi yang perlu diperbaiki. Masih masalah talang. Saat saya memanggil tukang saya ingin memasang talang pada kanopi di halaman rumah. Karena  halaman saya pasang kanopi seluas 9 x 10 meter. Maklum rumah kuno zaman dahulu jadi halamannya luas.
Saat hujan turun, pembuangan air mengalir menuju ke seluruh aliran kanopi yang bergelombang. Untuk menampung air supaya tidak mengalir di sepanjang halaman maka saya pasang talang. Saya pun memanggil tukang, maksud hati talang dibelikan seng terbuka sehingga aliran air lancar.
Ternyata tukang punya inisiatif sendiri, dia belikan paralon dengan diameter yang besar. Dipasang di sepanjang ujung kanopi. caranya paralon digergaji di tengah sehingga ujung kanopi bisa masuk ke paralon.
Memang terlihat praktis dan rapi, namun ujung-ujungnya sama, saat hujan deras air yang mengalir di sepanjang kanopi masuk ke paralon, jika hujan deras maka lagi-lagi paralon amber, air pun mengalir deras tumpah di tengah-tengah halaman.
Paralon tidak bisa menampung kapasitas air saat hujan deras. Ahirnya terjadi lagi amber seperti di rumah bagian dalam. Tak ada yang bisa saya lakukan kecuali melihat dan menvidio peristiwa itu dengan maksud agar tukang bisa memperbaiki masalah yang saya alami ini.
Dua masalah belum teratasi, ada lagi lampu di halaman rumah yang mati sejak dua hari yang lalu. Menjelang Pilkada lampu saya ganti baru, kebetulan rumah dipinjam KPPS untuk pencolbosan kemarin, sehingga saya berupaya mengganti lampu.
Namun saat lampu diganti ternyata sampai saat ini, tidak menyala, kata tetangga "Itu kabelnya Bu, bukan lampunya". Â Padahal saat pertama tetangga bilang, :"Bu, lampunya mati minta diganti", saat saya ganti . katanya kabelnya yang rusak.
Dari pengalaman saya di atas, maka sebaiknya kita bisa mengambil pelajaran. Lalu seperti apa langkah kita saat memanggil tukang?
Pertama, menentukan bahan
Saat memanggil tukang tukang perbaikan rumah sebaiknya tentukan bahan dan alat yang akan digunakan. Jangan seperti yang saya lakukan semua diserahkan kepada tukang. Niat saya, saya serahkan pada ahlinya karena keterbatasan saya terhadap pertukangan, dan saya anggap tukang lebih paham dan memahami kondisi yang harus diperbaiki.
Tapi adakalanya mis persepsi, tukang mencari yang lebih mudah dan praktis dalam pengerjaannya, Â tidak berpikir akibat selanjutnya. Sehingga saat sudah terpasang terlihat baik dan rapi namun saat yang tak terduga terjadi hal-hal di luar prediksi.
Niatnya memasang talang supaya air mengalir dengan lancar, namun yang terjadi justru air tumpah karena kapasitas talang terlalu kecil untuk menampung guyuran air hujan. Â Â
Kedua, berani mengambil risiko
Jika perbaikan tukang tidak maksimal dan terjadi kegagalan, sebaiknya undang kembali tukang dan jelaskan permasalahannya. Memang kita harus mengeluarkan biaya lagi, dari pada membiarkan rumah  rusak. Ini risiko yang harus ditanggung. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan merawat rumah kita.
Ketiga, survey ke toko bangunan
Jika semua pekerjaan dan bahan kita serahkan kepada tukang, alangkah lebih baik jika sebelumnya kita datang ke toko bangunan untuk menanyakan perihal alat dan bahan untuk keperluan kita. Toko bangunan biasanya lebih paham bahan dan alat yang kita butuhkan.
Hal ini sebagai bahan pertimbangan kita untuk menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kondisi rumah yang akan diperbaiki.
Seperti pengalaman saya di atas, mestinya saya survey ke toko bangunan untuk menanyakan talang yang tepat yang akan saya gunakan, bukan menyerahkan kepada tukang yang hanya memudahkan memasang dengan cepat dan praktis.
Bapak dan Ibu, merawat rumah adalah hal yang menjadi kewajiban penghuninya. Jadikan rumah kita nyaman dan aman ditempati, sehingga kita krasan di dalamnya.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
                                                                                                                  Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI