Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Atap Bocor, Tukang; Genteng Pecah, Tukang; Tukang Lagi, Tukang Lagi

30 November 2024   20:38 Diperbarui: 30 November 2024   21:53 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapasitas talang yang tidak bisa menampung derasnya  air hujan. Dokpri 

Dua masalah belum teratasi, ada lagi lampu di halaman rumah yang mati sejak dua hari yang lalu. Menjelang Pilkada lampu saya ganti baru, kebetulan rumah dipinjam KPPS untuk pencolbosan kemarin, sehingga saya berupaya mengganti lampu.

Namun saat lampu diganti ternyata sampai saat ini, tidak menyala, kata tetangga "Itu kabelnya Bu, bukan lampunya".  Padahal saat pertama tetangga bilang, :"Bu, lampunya mati minta diganti", saat saya ganti . katanya kabelnya yang rusak.

Dari pengalaman saya di atas, maka sebaiknya kita bisa mengambil pelajaran. Lalu seperti apa langkah kita saat memanggil tukang?

Pertama, menentukan bahan

Saat memanggil tukang tukang perbaikan rumah sebaiknya tentukan bahan dan alat yang akan digunakan. Jangan seperti yang saya lakukan semua diserahkan kepada tukang. Niat saya, saya serahkan pada ahlinya karena keterbatasan saya terhadap pertukangan, dan saya anggap tukang lebih paham dan memahami kondisi yang harus diperbaiki.

Tapi adakalanya mis persepsi, tukang mencari yang lebih mudah dan praktis dalam pengerjaannya,  tidak berpikir akibat selanjutnya. Sehingga saat sudah terpasang terlihat baik dan rapi namun saat yang tak terduga terjadi hal-hal di luar prediksi.

Niatnya memasang talang supaya air mengalir dengan lancar, namun yang terjadi justru air tumpah karena kapasitas talang terlalu kecil untuk menampung guyuran air hujan.   

Kedua, berani mengambil risiko

Jika perbaikan tukang tidak maksimal dan terjadi kegagalan, sebaiknya undang kembali tukang dan jelaskan permasalahannya. Memang kita harus mengeluarkan biaya lagi, dari pada membiarkan rumah  rusak. Ini risiko yang harus ditanggung. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan merawat rumah kita.

Ketiga, survey ke toko bangunan

Jika semua pekerjaan dan bahan kita serahkan kepada tukang, alangkah lebih baik jika sebelumnya kita datang ke toko bangunan untuk menanyakan perihal alat dan bahan untuk keperluan kita. Toko bangunan biasanya lebih paham bahan dan alat yang kita butuhkan.

Hal ini sebagai bahan pertimbangan kita untuk menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kondisi rumah yang akan diperbaiki.

Seperti pengalaman saya di atas, mestinya saya survey ke toko bangunan untuk menanyakan talang yang tepat yang akan saya gunakan, bukan menyerahkan kepada tukang yang hanya memudahkan memasang dengan cepat dan praktis.

Bapak dan Ibu, merawat rumah adalah hal yang menjadi kewajiban penghuninya. Jadikan rumah kita nyaman dan aman ditempati, sehingga kita krasan di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun