Bapak Siti selalu membanggakan jika anaknya pinter, selalu dapat peringkat satu karena dirumahnya tidak ada HP maupun televisi sehingga belajar Siti tidak terganggu. Menurutnya televisi dan HP hanya akan menjadikan anak malas.
Lain lagi cerita Anggi, orang tuanya juga ketat dalam pengawasan anak-anaknya, namun masih memberikan kelonggaran kepada Anggi, ada kesempatan untuk menonton TV maupun berselancar dengan Androit milik bapaknya dalam batas sewajarnya.
Bapaknya memberikan aturan dalam keluarganya, setelah maghrib hingga isya' waktunya mengaji, kemudian dilanjut belajar sampai pukul 09.00 WIB. Anggi diperbolehkan main Hp saat pulang sekolah. Menurut Bapaknya itu saat dia beristirahat supaya refleshing dari kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dalam nilai akademik, Anggi tidak kalah dengan Siti keduanya selalu beriringan terkadang Anggi yang peringkat satu, Terkadang Juga Siti. Pola asuh yang diterapkan dari keduanya berbeda walaupun outnya sama, yaitu sama-sama berprestasi.
Namun secara mental Anggi lebih menonjol, dia percaya diri dan banyak menyuarakan pendapatnya, sedangkan Siti pendiam, jarang menyampaikan pendapatnya, walaupun sebenarnya dia bisa.
Dalam hal ini pola asuh yang ideal seperti apa, tentu perspektif, masing-masing mempunyai cara dan metodhe sendiri dalam mengasuh dan mendidik anak. Namun demikian ada hal-hal yang perlu menjadi dasar menanamkan karakter terhadap anak.
Pertama, ajarkan dasar-dasar agama
Dalam pembentukan karakter anak, pertama yang harus ditanamkan adalah tauhid. Percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam dan isinya. Anak harus tahu bahwa kita adalah mahluk yang ada penciptanya, bukan tiba-tiba saja menjadi manusia yang turun-temurun.
Untuk itu sebagai umat muslim ajarkan sholat lima waktu karena itu adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan saat usia mereka sudah dewasa. Membiasakan membaca Alqu'an dan mengajarkan mereka doa-doa harian.
Kedua, ajarkan adab dan sopan santun
Pembentukan karakter anak dimulai dari keluarga, karena dari situlah anak akan tumbuh dan berkembang. keluargalah yang menjadi cermin bagi anak, perilaku orang tua akan menjadi tuntunan bagi anak. Seperti jangan masuk rumah orang lain sebelum diberi izin, walaupun saudara sendiri, baca doa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
Ajarkan juga adap dan perilaku yang sopan seperti tidak boleh mencela makanan, meskipun rasanya kurang enak atau tidak sesuai selera, saling menyapa dan mengucap salam saat bertemu dengan teman atau tetangga, menjenguk teman yang sakit dan lain sebagainya.