Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Menjadi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya?

21 November 2024   20:25 Diperbarui: 22 November 2024   08:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala sekolah sedang menyampaikan program terkait Aset sekolah. Dokpri

Sebuah ekosistem akan terjadi interaksi dua arah baik itu bentuk interaksi biotik maupun abiotik dalam suatu lingkungan. Sekolah bisa juga diibaratkan suatu ekosistem yang akan melakukan interaksi antar biotok( mahluk hidup) dan abiotik ( mahluk tak hidup).

Keduanya akan berinteraksi sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah faktor biotik akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Faktor Biotik dalam sekosisten sekolah antara lain : Murid, kepala sekolah, guru, orang tua, staf Pendidikan, pengawas, dinas terkait dan masyarakat sekitar.

Adapun faktor abiotik yang berperan aktif dalam menunjang keberhasilan pembelajaran diantaranya : keuanagan, sarana dan prasarana dan lingkungan alam. Dalam sebuah ekosistem sekolah akan ditemui banyak faktor, seperti pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis asset atau kekuatan.

Banyak kita temui seorang guru atau kepala sekolah memandang sesuatu hanya pada kekurangannya, sedangkan kekuatan yang dimilikinya diabaikan. Pendekatan berbasis kekurangan akan memusatkan perhatiannya pada apa yang kurang, apa yang mengganggu, atau apa yang tidak baik.

Misalnya seorang guru mengeluh dengan fasilitas yang kurang memadahi, sarana prasarana yang tidak kumplit, buku ajar yang kurang lengkap, bahkan mungkin mencela terhadap murid yang penuh kekurangan. Jika hal itu dibiarkan secara tidak sadar seseorang  tidak bisa melihat potensi yang ada di sekitar kita, bahkan dibutakan oleh peluang yang justru ada di depan mata.

Sebaliknya, pendekatan berbasis Aseet yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang mengembangkan kekuatan berpikir positif untuk mencapai pengembangan diri.  Pendekatan ini merupakan cara bagaimana mengenali hal-hal yang posistif dalam kehidupan.

Lingkungan alam menjadi salah satu modal aset sekolah. Dokpri
Lingkungan alam menjadi salah satu modal aset sekolah. Dokpri

Pendekatan berbasisi asset, dapat menemukan kekuatan diri sebagai tumpuhan berpikir, memusatkan perhatiannya terhadap ada yang sudah berjalan dengan baik, potensi apa sudah yang dimiliki, apa yang menjadi inspirasi dan lain-laian yang bernilai positif.

Dua pendekatan tersebut saling bertolak belakang, yang satu memandang sesuatu dari kelemahannya, dan ini justru yang akan membutakan mata sehingga tidak bisa meliat peluang. Sedangkan Pendekatan asset justru akan berpikir jauh ke depan, melihat potensi dan inspirasi sehingga mudah untuk mengembangkan kekuatan yang dimiliki sekolah.

Menurut Green dan Haines (2016) memetakan tujuh asset atau modal utama yang dapat menjadi asset sekolah  antara lain

Satu, Modal manusia.

Modal manusia ini adalah asset yang paling penting bagi sebuah komunitas. Terlebih dalam ekosisitem sekolah. Sumber daya manusia  menjadi investor yang paling dominan, karena berhubungan dengan pengetahuan, kecerdasan dan ketrampilan yang dimiliki.

Selain itu kecakapan seseorang saat terjun di masyarakat, juga menjadi modal yang sangat penting misalnya kecakapan dalam memimpin sekelompok orang, kecakapan mengelola usaha atau kecakapan yang berhubungan dengan budaya dan dunia seni.

Dua, Modal sosial

Modal sosial dimaknai sebagai  norma  dan aturan yang mengikat warga masyarakat dan mengatur perilaku warga. Juga ada unsur kepercayaan (trus) dan jaringan (networking) dalam komunitas masyarakat.

Ini merupakan modal yang berdampak bagi kelangsungan ekosistem seperti hubungan organisasi, Kerjasama, saling percaya dan rasa memiliki masa depan yang sama.

Tiga, Modal politik

Sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan modal politik sangat penting karena menjadi modal untuk mencapai kekuasaan dan kebijakan. Modal politik juga menjadi instrument melalui sumber daya manusia untuk memengaruhi kebijakan.

Aset sekolah yang satu ini menjadi kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Misalnya kepala sekolah dengan kewenangannya membuat kebijakan yang mengakomodir warga sekolah untuk meningkatkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Kegiatan pameran menjadi aset dan modal finansial sekolah. Dokpri 
Kegiatan pameran menjadi aset dan modal finansial sekolah. Dokpri 

Empat, Modal agama dan budaya

Agama merupakan system yang menjadi dasar dan pedoman manusia yang berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu dalam sebuah komunitas. Sedangkan budaya adalah hasil cipta, karsa dan karya manusia yang lahir dari serangkaian gagasan, ide, norma, dan  kreatifitas.

Modal agama ini bisa bersanding dengan budaya untuk mengetahui sejauh mana hubungan keduanya, sebagai relasi yang tercipta di masyarakat selanjutnya dimanfaatkan untuk menunjang pengembangan dan perencanaan kegiatan bersama.

Lima, Modal Fisik

Modal fisik adalah bangunan yang bisa digunakan dalam ekosistem sekolah seperti kelas, gedung laboratoriun, ruang praktek ataupun tempat pelatihan.

Demikian juga dengan sarana prasarana seperti alat transportasi, jalur komunikasi, system air, jallan  sarana pendukung pembelajaran dan laian-lain.

Enam, Modal lingkungan /alam

Lingkungan alam sangat luas membentang di bumi Indonesia, mulai dari laut, danau, taman, udara yang bersih, tumbuhan dan hewan. Tanah untuk berkebun, semua hail tanaman dan material bangunan yang bisa digunakan kembali

Tujuh, Modal finansial

Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pendapatan pajak, gaji dan sumber pendapatan internal maupun eksternal. Bahkan termasuk juga modal finansial tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar dan bagaimana menghasilkan produk, serta bagaimana menjalankan usaha.  

Bapak dan Ibu, saat kita fokus pada apa yang menjadi asset sekolah dan kekuatannya maka kita dapat mewujudkan cita-cita dan menghasilkan kebijakan yang menunjang kualitas pembelajaran yang bermakna namun jika kita hanya focus pada kekurangan saja maka kita tidak akan maju, bahkan mudah mengeluh dan gampang berputus asa.

 Maka hendaklah kita membangun paradigma baru untuk mengeksplor kekuatan sehingga menjadi asset sekolah yang memberi dampak positif terhadap kemajuan sekolah.

Referensi :

Modul 3.2 pendidikan Guru Penggerak, pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun