Beberapa bulan yang lalu saya pernah menuliskan tentang perusahaan besar, yaitu PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara. Perusahaan ini mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembangunan Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri smelter nikel ini juga menyerap belasan ribu tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan. Kebutuhan tenaga akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya hasil produk olahannya.
Dengan besarnya kebutuhan tenaga kerja, secara otomatis mempunyai dampak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Karena GNI sering menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengembangkan UMKM.
Pada ulasan sebelumnya saya menuliskan tentang kontribusi PT GNI terhadap pembangunan di Indonesia secara umum diantaranya meningkatkan devisa negara yang sudah bukan lagi ekspor bahan mentah, juga penyerapan tenaga kerja yang berasal dari Indonesia untuk menempati posisi strategis dalam perusahaan.
Kali ini saya akan mengulas tentang peran PT GNI dan PT Stardust Estate Invesment (SEI) dalam meningkatkan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar dengan memberikan penyuluhan kesehatan oleh tenaga medis dari PT SEI di desa sekitar, Morowali Utara.
Penyuluhan ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, apalagi akhir-akhir ini Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami jumlah stunting hingga mencapai 24 %. Hal ini sudah harus mendapat penanganan yang serius.
Ini juga yang membawa anak saya mendaftar menjadi petugas Enumerator di Jawa Timur dengan melakukan blusukan ke kampung-kampung selama dua bulan untuk melihat secara dekat sekaligus mendata daerah-daerah yang mempunyai jumlah stunting tinggi.
Upaya PT GNI menangani masalah stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan memiliki dampak terhadap pertumbuhan fisik mereka. Sebagian masyarakat, mungkin belum banyak mendengar tentang stunting ini, tetapi kasus ini sudah banyak terjadi di Indonesia.
Meningkatnya kasus stunting yang ada di Indonesia menjadi perhatian dari PT GNI. Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo menyampaikan pentingnya penyuluhan ini, agar masyarakat memiliki kepedulian dan kesadaran bahwa dengan menjaga kesehatan meningkat pula produktivitas mereka dalam berkarya.
Apa lagi diketahui, sebab dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Sehingga perlu adanya kesadaran masyarakat luas bahwa kebutuhan gizi adalah faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan anak, dan pertumbuhan bayi dalam kandungan ibunya.
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa sekitar 20% kasus stunting terjadi sejak anak berada dalam kandungan. Hal ini dapat terjadi akibat makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang bergizi sehingga janin tidak mendapatkan cukup nutrisi.
Kedua, kebutuhan nutrisi anak tidak tercukupi. Kondisi ini bisa terjadi setelah kelahiran, tepatnya di saat anak di bawah usia dua tahun, tetapi kebutuhan asupan gizinya tidak terpenuhi. Asupan yang dibutuhkan tersebut termasuk ASI dan MPASI (makanan pendamping ASI).
Melihat fenomena ini, PT GNI bersama PT SEI mengupayakan bantuan sosial berupa paket beras, sayuran, ayam dan susu kepada penderita gizi buruk di Desa Bunta, Desa Bungintimbe, dan Desa Tanauge di Morowali Utara Sulawesi Tengah.
Diketahui bahwa penderita gizi buruk akan menimbulkan masalah kesehatan yang akan memengaruhi tumbuh kembang anak, bantuan ini menjadi aksi nyata PT GNI sebagai langkah pencegahan terhadap anak penderita gizi buruk.
PT GNI memberikan bantuan paket makanan bergizi
Penyaluran bantuan tersebut diharapkan dapat mengurangi beban keluarga dalam menyediakan sumber makanan bergizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada balita.
Mellysa Tanoyo, Head of Corporate Communication PT GNI dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, "Kami percaya bahwa perusahaan akan terus berperan aktif demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan memberikan bantuan kepada anak penderita gizi buruk di Desa Bunta. Hal ini wujud nyata dari perusahaan terhadap kemanusiaan di sekitar pabrik (Jumat, 14/6/2024)
Salah satu bidan Desa, Febirawali yang mendampingi anak gizi buruk menyampaikan bahwa pemerintah desa telah melakukan berbagai macam upaya untuk menekan angka stunting dengan bekerja sama pihak perusahaan terdekat, salah satunya PT GNI agar bantuan bisa terealisasi dan tepat sasaran.
Febi berharap bantuan ini berkesinambungan, misalnya apakah ada pendampingan untuk kontrol ke rumah sakit. Sehingga ada komitmen nyata dari PT GNI bersama PT SEI terhadap stunting di daerah ini bisa berkurang bahkan daerah yang berada di sekitar pabrik bebas dari gizi buruk.
Kita semua tahu bahwa penderita gizi buruk mempunyai akibat jangka panjang terhadap perkembangan bentuk dan kognitif anak. Biasanya, penderita stunting pertumbuhannya terhambat sehingga terkesan lebih pendek di antara teman sebayanya.
Walaupun belum tentu bahwa anak pendek mengalami stunting, bisa juga karena faktor keturunan atau gen, namun perlu menjadi perhatian bersama bahwa anak dengan asupan gizi buruk sejak kecil dan berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%. Sementara, di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes pada tahun 2021, kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 24,4% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani.
Adanya perhatian dari PT GNI dan PT SEI menjadi angin segar bagi masyarakat di Morowali Utara, bahwa keberadaan perusahaan memberikan kontribusi nyata dengan memberikan penyuluhan kesehatan, memberikan paket makanan bergizi, juga memberikan edukasi tentang kesehatan.
Banyak masyarakat yang merasakan dampaknya di antaranya pengakuan Rani, pasangan muda dari Desa Bunta menyampaikan terima kasihnya karena dia bisa mencukupi kebutuhan gizi di masa kehamilannya. Rani berharap kegiatan serupa selalu ada dan berkelanjutan sehingga dapat menekan jumlah penderita stunting yang ada di desa ini.
Referensi:Â
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-stunting
Portofolio:
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI