Untuk itu penting bagi seorang Ibu memberi edukasi sedetail mungkin agar Ananda secara mental siap sewaktu-waktu mendapati datang bulan atau menstruasi pertama kalinya.
Kedua, menyampaikan anjuran dan larangan saat datangnya menstruasi
Saat Ananda sudah mendapati menstruasi berarti sudah memasuki usia baligh. Kita harus memberitahukan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jika seorang muslim, maka tidak boleh melakukan salat atau mengaji. Jika salat sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari maka saat menstruasi tidak boleh mengerjakannya, biasanya ada perasaan penyesalan, dan merasa tersisihkan.
Namun dengan berjalannya waktu karena sudah mengalami beberapa kali, akan menjadi hal yang biasa. Untuk itu bisa dialihkan dengan kegiatan yang bermanfaat lainnya, bisa membaca buku atau menuliskan cerita.
Selain itu saat datang bulan, perempuan boleh berdzikir dengan memperbanyak membaca sholawat pada nabi, ataupun mendengarkan lantunan bacaan alqur'an atau tasmi' melalui HP atau android yang dimilikinya.
Bagi anak yang pertama kali mengalami datang bulan maka ibu atau kakak perempuan diharapkan dapat mendampinginya karena pasti akan terjadi perubahan mental dan psychis yang tidak berimbang, mudah marah, gampang tersinggung juga rasa kekhawatiran yang berlebih.
Di situlah peran kita sebagai ibu untuk memberikan penjelasan agar Ananda tetap bersemangat dalam menjalankan aktivitasnya dan bukan menjadi beban.
Ketiga, menjaga penampilan
Menjelaskan mengapa terjadi menstruasi kepada anak adalah hal yang harus dilakukan, namun yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana anak menangani keadaannya saat menstruasi terjadi.
Kita harus mengajarinya bagaimana menggunakan dan mengganti pembalut, mencuci celana dalam, dan juga cara mengatasi jika darah menstruasi tembus ke rok yang ia pakai.