Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aksara Untuk Ibu di Barzah

15 Agustus 2024   06:29 Diperbarui: 15 Agustus 2024   06:34 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pusara itu tampak sepi setelah para pengantar jenazah pergi meninggalkan makam. Saya termenung sambil mengusap gundukan tanah yang masih basah. Kedua anakku memegangi pundakku seraya berkata: "Sudahlah Pa, semua sudah pulang, kita ikut pulang yuk", ajak anak bungsu saat melihat papanya lunglai.

Saya pun berdiri dan berjalan meninggalkan makam yang tertulis nama Ibu di atas pusara.

"Le, kapan kowe bali?", pertanyaan Ibu sehari sebelum meninggal.

Saat itu ibu menelpon dan menagih janji, saat saya memberikan harapan supaya menunggu masa purna yang tinggal lima tahun lagi.

Saya tiga bersaudara, kakak dan adik berada di samping rumah Ibu, sedangkan saya satu-satunya anak yang menurut ibu paling sabar di antara yang lain.

Ibu sering bercerita, sewaktu kecil saya sering sakit-sakitan, bahkan saat masa-masa kritis Bapak pernah bilang merelakan saya pergi, jika memang Tuhan menghendaki takdirnya.

Namun Ibu dengan lantang menyatakan: "Bapak !, jangan bicara seperti itu, Anak ini kelak yang akan menjaga dan yang akan saya ngengeri",

Mengingat masa-masa itu, Ibu memberikan tumpuhan yang lebih diantara anak-anakanya, karena berharap kelak saat usinya semakin tua dan udzur, saya akan menjadi teman hidupnya.

Tahun 1993 saya mendapatkan rezeki dengan diterima menjadi CPNS di Kemenag, tepatnya di Kantor Urusan Agama.

Tentu Ibu menjadi bangga, karena anak kesayangannya diterima menjadi abdi negara di salah satu kota di Jawa Tengah. Saya pun berangkat memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai Korp Pegawai Negeri Sipil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun