Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Tips Mencari dan Memilih Rumah Kontrakan bagi Pasangan Keluarga Baru

12 Agustus 2024   17:34 Diperbarui: 13 Agustus 2024   09:53 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Rumah Kontrakan | Dok. Kementerian PUPR

Bagi pasangan yang baru menikah dan ingin hidup mandiri, rumah atau tempat tinggal menjadi impian utama. Bagi pasangan yang sudah mampu secara materi, membeli rumah bukanlah masalah. Namun, bagi pasangan baru yang tabungannya belum cukup untuk membeli rumah mencari kontrakan menjadi alternative yang bisa dilakukan.

Begitu juga yang saya lakukan hari ini, sulung saya yang baru saja menikah akan mencari rumah kontrakan. Sebelumnya suaminya sudah melakukan survey di beberapa tempat yang cocok dengan kriteria yang diinginkan. Terutama disesuaikan dengan budget yang disiapkan.

Berikut ini beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk mencari rumah kontrakan:

Pertama, pilih rumah terdekat dengan tempat kerja

Mencari rumah kontrakan sebuah pilihan. Karena kita yang akan menempati maka survey rumah mutlak dilakukan. Usahakan mencari kontrakan yang dekat dengan tempat kerja, dengan begitu akan mudah mengatur waktu jika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak.

Demikian juga anak saya, sebelumnya dia telah menempati kos yang jaraknya kurang lebih 4,5 Km, jarak itu menurutku terlalu jauh dengan tempat kerja. Sebaiknya mencari kontrakan  yang paling dekat dengan tempat kerja.

Selain bisa menghemat waktu, bisa juga mengurangi biaya transportasi. Seperti anak-anak kos, tentu akan mencari tempat yang dekat dengan sekolahnya atau dekat dengan kampus.

Kedua, pilih rumah yang mudah sumber air

Air menjadi kebutuhan pokok yang sangat vital, karena setiap saat kita membutuhkan air baik untuk mandi, mencuci dan keperluan yang lain. Sumber air bisa berasal dari sumur pemilik rumah atau PDAM, keduanya tidak masalah asalkan mengalir dengan lancar

Ada beberapa tempat yang sudah menjadi referensi saat ini, bahkan rumahnya bagus dan lingkungan mendukung. Sayangnya menurut penghuni sebelumnya airnya sering tidak mengalir, akhirnya anak saya juga mengurungkan untuk menempati  rumah tersebut.

Dia memilih rumah yang mudah terjangkau air, walaupun secara fisik fasilitasnya lebih baik dari  rumah sebelumnya.

Akses jalan yang mudah menjadi prioritas memilih kontrakan | Dokumen Pribadi
Akses jalan yang mudah menjadi prioritas memilih kontrakan | Dokumen Pribadi

Ketiga, pilih lingkungan yang aman dan kondusif

Lingkungan aman dan kondusif juga harus menjadi pertimbangan. Kegaduhan di luar rumah bisa mengganggu privasi pemilik rumah saat akan istirahat.

Misalnya, rumah dekat warung karaoke atau dekat dengan mangkalnya muda-mudi yang sering bergerombol sebaiknya dihindari. Untuk itu survey lokasi penting dilakukan, juga menanyakan kepada lingkungan sekitar bagaimana kondisi lingkungan di sekitar lokasi.

Selain itu mencari banyak informasi dari penghuni sebelumnya juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan. Pernah juga anak saya mensurvey di suatu tempat, rumah dan fasilitas lainnya sudah ok, namun sayang pemilik rumah sering terlibat pinjol.

Sehingga rumah selalu didatangi orang-orang yang tak dikenal, ahirmya anak saya mengurungkan niat untuk menghuni rumah tersebut. Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Keempat, pilih rumah yang mudah akses jalannya.

Akses jalan menuju rumah kontrakan juga harus menjadi pertimbangan. Ini mempermudah jika sewaktu-waktu keluarga akan berkunjung ke rumah kontrakan. Hal ini penting jangan sampai memilih rumah namun, akses jalan tidak ada.

Misalnya akses jalan menuju rumah milik orang lain. Hal ini juga tidak nyaman hawatirnya sewaktu-waktu terjadi keributan antar tetangga, karena sesuatu hal akses jalan ditutup tentu kita yang akan merugi.

Selain jalan mudah diakses pilihlah rumah yang startegis. Misalnya dekat pasar atau warung, dekat toko kelontong yang menjual bahan pokok sehari-hari sehingga mempermudah kita untuk berbelanja.

Penulis saat Survey rumah kontrakan. | Dokumen pribadi
Penulis saat Survey rumah kontrakan. | Dokumen pribadi

Kelima, pilih jangka waktu singkat

Menempati rumah dengan sistem kontrak sebaiknya mencari jangka waktu yang singkat, misalnya pembayaran minimal 1 tahun, dan tahun berikutnya bisa nambah lagi. Mengapa demikian? Kita belum tahu bagaimana kenyamanan selama menempati rumah kontrakan.

Jika sudah merassa nyaman, maka boleh menambah di tahun berikutnya, sehingga bisa membayar setiap tahunnya. Ini juga bisa meminimalisir risiko jika sewaktu-waktu ada rotasi pindah kerja.

Kelima, jangan dulu membeli perabot yang tidak urgen dibutuhkan 

Biasanya saat  menempati rumah kontrakan akan membawa barang-barang baru yang dibutuhkan, untuk itu tahan dulu membeli perabot yang tidak urgen dibutuhkan. Jika pun membeli maka sebaiknya cari perabot yang mudah membawanya.

Mengapa memilih perabot yang mudah dibawa? Karena jika sewaktu-waktu pindah rumah bisa dengan mudah membawanya. Perabot rumah bisa dibeli saat sudah menempati rumah, sehingga tahu keperluannya.

Bapak dan Ibu, tempat tinggal menjadi kebutuhan pokok manusia, bahkan menjadi kebutuhan primer yang harus  dimiliki oleh seseorang yang sudah berkeluarga. Karena dari rumah itulah kita akan membina keluarga dan mendidik anak-anak kita menjadi manusia yang bermartabat dan bermanfaat di kemudian hari.

Rasulullah sendiri memberikan keteladanan tentang rumah tangga yang di dalamnya penuh kedamaian, ketenteraman dan penuh kasih sayang. Inilah yang disebutkan baiti jannati, sumahku seakan menjadi surga di dunia.

Salam sehat selalu, semoga benrmanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun