Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Membuang Bayi yang Lahir Selasa Kliwon, Mitos?

8 Agustus 2024   05:56 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:56 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi mungil yang baru berusia 3 hari. Dokpri

Malam ini suasana sepi, bisingnya kendaraan meramaikan jalan raya yang tak pernah alpa dari lalu lalang kendaraan beroda empat, truk bahkan Bus Hariyanto jurusan Jakarta tak pernah absen.

Setelah menghadiri acara rapat pengurus majlis taklim saya pun bergegas pulang, namun di tengah perjalanan tiba-tiba saya dikagetkan dengan suasana yang tak biasa. Karena penasaran saya pun menghampiri dan ikut menyaksikan adegan yang tak biasa itu.

"Alhamdulilah, aku nemu bayi, gantenge le,,,"

"Mugo-mugo mbesuk dadi wong pinter, slamet donyo lan akhirate",

Ada sepasang suami istri yang baru saja melahirkan anak pertama. Sepulang dari rumah sakit neneknya berpesan. Sebelum masuk rumah bayinya dibuang dulu di pluruhan(tempat sampah).

Menurutnya anak pertama yang lahir di hari Selasa Kliwon akan mengalami kesialan dalam hidupnya. Untuk menghilangkan bala'nya maka bayi harus dibuang dulu supaya hilang kesialannya.

Sehingga malam itu tetangganya menyiapkan cikrak untuk wadah bayi saat dibuang. Selain itu menyiapkan tebu ireng dan jadah di sebelahnya bayi. Tebu ireng simbol dari tolak balak untuk memghilangkan kesialannya. Sedangkan jadah sebagai simbol kemakmuran dan rezeki.

Diharapkan setelah melakukan tradisi ini kesialannya akan hilang dan sebagai gantinya akan mendapat kemakmuran dan rezeki yang melimpah.

Bayi mungil yang baru berusia 3 hari. Dokpri
Bayi mungil yang baru berusia 3 hari. Dokpri

Hari Selasa dalam Islam 

Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal hari baik dan buruk, semua hari adalah sama, tidak ada hari keberuntungan pun demikian tidak ada hari kesialan. Semua hari mempunyai kedudukan sama.

Hari Selasa adalah hari ketiga dalam kaleder islam. Menurut Buku Pintar sejarah Peradaban Islam yang dikarang oleh Dr. Salamah Muhammada Al-Harafi, dari Bahasa Arab Ats-tsulasa arau Ats TSalis yang artinya ketiga.

Seperti hari-hari yang lain, baik senin selasa dan rabu sebenarnya hari-hari itu berarti nama bilangan dalam Bahasa arab. misalnya ahad artinya satu, Isnain dua, Thulasa tiga dan seterusnya.

Sehingga tidak ada buhungannya bayi lahir di hari tertentu akan membawa keberuntungan atau kesialan. Semua rezeki dan mati Allah yang telah mengaturnya.   

Pada hakekatnya upacara dan tradisi tidak bisa menjamin apakah seseorang itu nantinya mendapat keberuntungan atau kesialan, namun sebagian masyarakat khususnya di Jawa( baca di lingkungan saya) masih ada kepercayaan seperti itu.

Bahkan ada juga sebagian orang Islam mempercayai bahwa lahir hari selasa akan mendapatkan kesialan. Hal ini merujuk hadis Nabi tentang peciptaan Nabi Adam A.s yang berbunyi :

"Allah Azza wa Jalla menciptakan bumi pada hari Sabtu. Allah menciptakan gunung-gunung di bumi pada hari Ahad. Allah menciptakan pepohonan pada hari Senin, Allah menciptakan hal-hal yang tidak disukai pada hari Selasa. Allah menciptakan cahaya pada hari Rabu. Allah menyebarkan binatang di bumi pada hari Kamis. Dan Allah pada hari Jumat setelah Ashar." (HR. Muslim).

Namun begitu tidak ada dalil yang menyatakan secara gamblang mengenai arti lahir menurut Islam. Untuk itu umat muslim tidak diperkenankan mempercayainya. Karena semua hanya berdasarkan mitos yang sumbernya tidak ada.

Bayi kembali pada ibunya dan menyusu. Dokpri 
Bayi kembali pada ibunya dan menyusu. Dokpri 

Membuang Bayi sebagai simbol 

Seperti yang disampaikan di awal bahwa anak pertama yang lahir pada hari selasa kliwon hendaklah dibuang dahulu, Setelah ditemukan oleh orang lain maka bayi tersebut ditebus atau dibeli kembali oleh keluarganya sehingga bayi akan tetap berada disamping ibunya.

Demikian juga yang saya lihat kemarin, setelah bayi turun dari mobil, nenek si bayi segera meletakkan bayi di cikrak yang telah disediakan. Cikrak di dekatkan di tempat sampah sebagai simbul bahwa bayi di buang di pluruan(baca tempat sampah).

Setelah bayi ditemukan oleh seseorang atau tetangga, Ibu bayi segera memberikan sejumlah uang sebagai simbul penebusan atas bayi yang sudah ditemukan tadi.

Setelah itu bayi kembali kepada sang ibu, dan segera masuk ke rumah. Kebahagiaan yang luar biasa saat keluarga kecil sudah mempunyai momongan. Sehingga menjadi keluarga yang Sakinah mawaddah wa rahmah.

Wasana Kata

Ada banyak mitos dan kepercayaan yang beredar di masyarakat. Sebagian besar tidak ada sumbernya, itu hanyalah mitos. Budaya pun sudah mulai tergerus dengan  perkembangan zaman. Maka beruntunglah bagi mereka yang tetap memegang kendali iman dan taqwa agar hidupnya penuh berkah dan manfaat.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Sumber bacaan : https://kumparan.com/berita-hari-ini/arti-lahir-hari-selasa-menurut-islam-dan-primbon-jawa-1zaF4P7IPDw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun