Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal hari baik dan buruk, semua hari adalah sama, tidak ada hari keberuntungan pun demikian tidak ada hari kesialan. Semua hari mempunyai kedudukan sama.
Hari Selasa adalah hari ketiga dalam kaleder islam. Menurut Buku Pintar sejarah Peradaban Islam yang dikarang oleh Dr. Salamah Muhammada Al-Harafi, dari Bahasa Arab Ats-tsulasa arau Ats TSalis yang artinya ketiga.
Seperti hari-hari yang lain, baik senin selasa dan rabu sebenarnya hari-hari itu berarti nama bilangan dalam Bahasa arab. misalnya ahad artinya satu, Isnain dua, Thulasa tiga dan seterusnya.
Sehingga tidak ada buhungannya bayi lahir di hari tertentu akan membawa keberuntungan atau kesialan. Semua rezeki dan mati Allah yang telah mengaturnya. Â Â
Pada hakekatnya upacara dan tradisi tidak bisa menjamin apakah seseorang itu nantinya mendapat keberuntungan atau kesialan, namun sebagian masyarakat khususnya di Jawa( baca di lingkungan saya) masih ada kepercayaan seperti itu.
Bahkan ada juga sebagian orang Islam mempercayai bahwa lahir hari selasa akan mendapatkan kesialan. Hal ini merujuk hadis Nabi tentang peciptaan Nabi Adam A.s yang berbunyi :
"Allah Azza wa Jalla menciptakan bumi pada hari Sabtu. Allah menciptakan gunung-gunung di bumi pada hari Ahad. Allah menciptakan pepohonan pada hari Senin, Allah menciptakan hal-hal yang tidak disukai pada hari Selasa. Allah menciptakan cahaya pada hari Rabu. Allah menyebarkan binatang di bumi pada hari Kamis. Dan Allah pada hari Jumat setelah Ashar." (HR. Muslim).
Namun begitu tidak ada dalil yang menyatakan secara gamblang mengenai arti lahir menurut Islam. Untuk itu umat muslim tidak diperkenankan mempercayainya. Karena semua hanya berdasarkan mitos yang sumbernya tidak ada.
Membuang Bayi sebagai simbolÂ
Seperti yang disampaikan di awal bahwa anak pertama yang lahir pada hari selasa kliwon hendaklah dibuang dahulu, Setelah ditemukan oleh orang lain maka bayi tersebut ditebus atau dibeli kembali oleh keluarganya sehingga bayi akan tetap berada disamping ibunya.