Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Cara Menanamkan Rasa Percaya Diri Terhadap Anak?

1 Agustus 2024   08:54 Diperbarui: 1 Agustus 2024   09:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elhazima saat tampil membaca Tek UUD 1945. | Dokumen pribadi

Seyogyanya anak yang mendapat tugas mengikuti lomba harus belajar secara maksimal. Guru sebagai pembimbingnya harus bisa memberi motivasi terhadap murid, bahwa lomba adalah sarana belajar yang efektif untuk mengembangkat bakat.

Misalnya anak mengikuti lomba pidato, maka ia harus belajar bagaimana menjadi pembicara yang menarik di depan audien. Cara-cara seperti inilah yang harus dipelajari sehingga dia akan berani tampil di depan umum secara maksimal.

Keempat, tanamkan pola pikir yang positif

Seperti pada ilustrasi di atas tentang murid yang tiba-tiba izin tidak masuk karena berbagai alasan padahal sebenarnya dia hanya menghindari menjadi petugas upacara. Hal ini sering terjadi karena merasa kurang mampu, merasa minder, takut salah dan lain sebagainya.

Anak-anak seperti ini sebaiknya  segera mendapat respon positif dari guru, bukan malah dijustice anak yang malas. Salah satunya menanamkan pola pikir positif terhadap anak. Bahwa dengan berpikir "aku bisa, aku mampu, asal aku mau belajar".

Berpikir positif bahwa segala sesuatu bisa dilakukan asalkan mau mencoba, mau belajar dan berupaya dengan kesungguhan hati.

Jika hal itu menjadi motivasi diri, lambat laun anak akan tumbuh kepercayaan dirinya karena berusaha bisa dan mengesampingkan pikiran-pikiran negatif.

Ilustrasi lomba pidato | sumber gambar dari Kemenag Sulsel
Ilustrasi lomba pidato | sumber gambar dari Kemenag Sulsel

Kelima, hindari menilai negatif di depan umum

Sebagai guru dan orang tua hendaknya menghindari penilaian negatif pada anak, apalagi jika  dituturkan di depan umum. Hal ini akan membuat anak menjadi minder. Suatu contoh saat musyawarah berlangsung, kami para guru memberikan opsi bagi orang tua untuk anaknya menjadi maskot saat karnafal.

Bunga adalah siswi kelas 6 yang mendaftar menjadi maskot. Namun saat menyampaikan keinginannya tiba-tiba ibunya mengatakan : "La wong rupamu elek, kok daftar maskot, wis gak usah".

Seketika itu Bunga membatalkan tidak ikut karnafal, alasannya dia tidak pantas. Esuk paginya Bunga saya panggil ke kantor dan saya sampaikan bahwa dia pantas menjadi maskot karena dia berperawakan tinggi.

Saya perlihatkan aksesoris yang akan dipakai saat karnafal, dia tertarik dan ahirnya bersedia menjadi maskot di perayaan hari Ulang Tahun Kemrdekaan.

Wasana Kata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun