Maaf, saat ini aku sedang tidak ingin dipeluk.
Hei, aku tidak suka kalau kamu mendorongku.
Aku tidak mau dipaksa untuk ikut kamu
Guru mengajak peserta didik untuk mengidentifikasi hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sentuhan boleh dan tidak boleh, dan menjaga diri sendiri dalam mencegah terjadinya kekerasan.
Kelima, mengajak peserta didik untuk mengenali emosi diri dengan Roda dan Catatan Perasaan.
Mengenalkan roda emosi pada anak dan catatan perasaan dengan gambar-gambar emogi sesuai dengan kreativitas Bapak dan ibu guru.
Misalnya dengan pertanyaan apa yang kamu rasakan saat ini? Mengapa merasa demikian? Apa yang kamu rasakan saat melihat temanmu jatuh? Apa yang kamu rasakan saat menerima hadiah?
Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih kepekaan peserta didik dalam menyadari emosi yang dirasakan sehari-hari untuk mengasah kemampuan berempati terhadap orang lain.
Keenam, memasang poster bentuk-bentuk kekerasan
Guru menyampaikan terhadap peserta didik tentang bentuk-bentuk kekerasan yang mudah terjadi di lingkungan sekitar. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut ada 6 yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi dan kebijakan yang mengandung kekerasan.
Untuk jenjang SD guru bisa menyampaikan lewat gambar-gambar dan video yang sudah disediakan tentang perilaku bentuk kekerasan. Dari gambar-gambar tersebut peserta diharapkan bisa membedakan bentuk-bentuk kekerasan fisik maupun psikis.
Bapak dan Ibu, penting bagi guru memahami konsep MPLS, panduan yang sudah diterbitkan oleh kemendikbud ini menjadi dasar penyelenggaraan di sekolah. Pelaksanaan MPLS diharapkan dapat meminimalisir perilaku kekerasan yang ada di lingkungan sekolah, karena pada dasarnya tujuan dari MPLS ini adalah mengenalkan program, sarana dan prasarana di lingkungan sekolah serta pembinaan awal kultur sekolah.