Entahlah, rasanya ingin suasana baru yang bisa merefres pikiran. Salah satunya ingin memandang pemandangan hijau nan asri dan alami. Salah satu yang saya tuju adalah di persawahan.
Bu Nar adalah tetangga yang kebetulan mempunyai gubuk di sawahnya. Ingin rasanya menikmati suasana yang bisa membuat pikiran rehat sejenak dari rutinitas kerja yang menyedot energi baik fisik maupun rohani.
Banyak kegiatan menantang yang akan datang, juga beberapa pekerjaan yang harus selesai sesuai dead line, penyusunan rapot, persiapan purna siswa kelas 6, agenda takbir keliling, panitia penyembelihan kurban, dan yang tak kalah penting adalah persiapan mantu.
Suasana hati dan raga harus dipersiapkan seimbang, harus focus, tapi tetap santai dan  melapang, he,,, he,,,.
Waktu makan siang tiba, saya bersama Bu Nar bergegas menuju sawah miliknya, saya ingin menikmati makan siang di  gubuk untuk menambah nafsu makan saya yang ahir-ahir ini kurang baik.
Setelah sampai di gubuk kunikmati lonthong sayur hingga habis, rasa pedas dan sejuknya suasana di pematang sawah menambah gairah makan siang bertambah. Alhamdulillah nikmat Allah yang seperti ini sudah jarang dirasakan oleh penduduk bumi yang berada di perkotaan.
Gubuk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah rumah kecil (biasanya kurang baik dan bersifat sementara).
Bahan pembuatan gubuk cukup sederhana, bisa dari bambu dan beratapkan ijuk. Namun, ada juga yang terbuat dari papan kayu jati dan beratapkan esbes. Mau dibuat seperti apa semua tergantung pemiliknya..
Berikut beberapa fungsi gubuk di sawah.
Sarana  istirahat di sela-sela bekerja di sawah.
Saat bekerja seperti mencangkul, membajak dan menanam padi di sawah membutuhkan istirahat. Apalagi suasana sawah tidak ada tempat berteduh. Seperti pohon atau bangunan lain. Maka salah satu tempat untuk beristirahat sejenak adalah gubuk.