Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Belajar Otodidak, Berikut Kiat-kiatnya

4 Juni 2024   22:06 Diperbarui: 5 Juni 2024   16:20 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah memasuki bulan keempat Mawardi mengukir hiasan masjid Nurul Huda di Desa Pandean Mulyorejo, masjid di samping tempat tinggal saya. Dibantu dengan dua temannya Rahmad dan Muhyidin ketiganya bekerja keras menyelesaikan ukiran itu.

Posisi masjid dekat dengan rumah sehingga saya bisa ngobrol dengan mereka leluasa. Bahkan saya berkesempatan menyiapkan kopi dan jaminan seadanya jika pas ada di rumah.

Dengan lincahnya jemari Mawardi piawai memainkan tatah, alat ukir yang jumlahnya lebih dari 30 jenis lengkap dengan ukurannya. Setiap ukuran mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Misalnya untuk membuat huruf, bunga, lingkaran, atau motof-motif yang beraneka macam.

Sudah 15 tahun dia bekerja sebagai tukang ukir. Pengalamannya yang sudah bertahun-tahun membuatnya dikenal dan diundang oleh siapa saja yang membutuhkan keahliannya.

Saat saya tanyakan apakah dia pernah sekolah ukir, atau pernah ikut pelatihan? "Mboten nate (tidak pernah)," bahkan, dia mengaku hanya menamatkan sekolah Tsanawiyah saja.

Menurutnya dulu pernah melalang buana sampai di Kota Jepara selama 4 hari, mengamati orang yang sedang mengukir kayu. Setelah itu dia pulang dan mencoba di rumah. Lama kelamaan saya bisa sendiri. Akunya mengenang masa lampau yang pernah ia jalani.

"Wah berarti otodidak ya Lek"

"He... he... gih Bu," jawabnya dengan senyum yang disembunyikan.

Menurut saya, Pekerjaan mengukir berkaitan erat dengan seni dan bakat. Keindahan ukiran dan ketepatan dalam memainkan tatah atau alat ukir di atas kayu memerlukan keahlian yang luar biasa. Tidak semua orang mampu melakukannya.

Saat saya amati, ukirannya sangat detail dan rumit, maklum tulisan Al-Quran sangat sulit dan banyak variabelnya, seperti fathah, dhomah, tasydid, bahkan setiap huruf mempunyai kesulitan tersendiri. Maklum jika upah jasa ukir sangat mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun