Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berikut 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Hewan Kurban

31 Mei 2024   22:15 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:03 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari Tribun Manado.com 

Sebentar lagi umat Islam  akan memperingati Hari Raya Idul Adul Adha atau Hari Raya Kurban. Hari dimana seorang muslim disunahkan  untuk berkurban sesuai dengan kemampuannya. Seperti menyembelih sapi, kambing atau domba.

Kesunahan ini berawal dari sejarah khalilurrahman Ibrahim Alaihissalam bermimpi. Dalam mimpinya Ibrahim mendapat perintah dari Allah Subhanahu wa ta’ala untuk menyembelih putra tercintanya Ismail Alaihissalam. Lantas mimpi itupun disampaikan kepada Ismail. Seperti dalam Quran yang berbunyi,

"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?" (Q.S. As-Shaffat [37]: 102).

Kepatuhan Nabi Ibrahim atas perintah Allah di luar nalar manusia itulah menjadikan Nabi Ibrahim mendapat derajat yang mulia di sisi Tuhannya. Jika direnungkan secara logika akal maka perintah menyembelih putranya sendiri adalah suatu hal yang mustahil dilakukan.

Namun, Ibrahim hanya melihat bahwa perintah itu dari Tuhannya, maka tidak ada pilihan dan pertimbangan apapun kecuali hanya tunduk pada perintahNya. Bahkan segala godaan setan yang membujuk dan menghalangi Ibrahim dengan mengatakan bahwa perintah itu tidaklah benar karena mana mungkin Tuhan Allah memerintahkan menyembelih anak sendiri, darah daging sendiri.

Bahkan istrinya Siti Hajar pun berusaha membujuk agar perintah itu diurungkan. Namun Ibrahim tetap  tunduk dan tawakal. Dengan penuh kesabaran dan keihlasan bersedia menyembelih putra tercintanya, Ismail Alaihissalam.

Disamping itu, Ismail sendiri sebagai anak  taat pada perintah orang tua juga pada Tuhannya, saat ditanya apakah bersedia menerima perintah dari Allah Subhnahu Wata’ala. Maka dengan tegas Ismail mempersilahkan dengan menyampaikan :

"Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintah­kan kepadamu,” (Q.S. As-Shaffat [37]: 102).

Demikian ihlas dan jauh dari rasa takut dan amarah Ismail pun pasrah atas perintah itu, bahkan diceritakan justru Ismail meminta kepada Ayahnya Ibrahim, untuk menajamkan pisaunya(ngesah, Jw) sehingga memudahkan untuk menyembelihnya.

Allah Maha adil dan bijaksana, keihlasan dan kepatuhan Ibrahim mendapat apresiasi dari Allah Subhanahu wata’ala. Saat Ismail akan disembelih dengan pisau  tajam yang sudah siapkan, tiba-tiba Allah menggantikannya  dengan seekor domba yang siap disembelih.

Dari peristiwa tersebut maka diabadikan dalam alquran dan menjadi perntah Allah Subhanahu wata’la bahwa setiap tanggal 10 Dhulhijjah atau saat Hari Raya Idul Adha disunahkan menyembelih hewan kurban.

Sapi milik Pak Dirman dengan harga 17.500.000,-. Dokpri
Sapi milik Pak Dirman dengan harga 17.500.000,-. Dokpri

Menyiapkan Hewan Kurban

Untuk menjalankan kesunahan tersebut, kami dari majlis taklim mempunyai program tabungan kurban dengan cara menabung setiap bulan sebesar Rp 200.000,-. Jika sudah genap dua belas bulan maka akan dibelikan seekor sapi.

Alhamdulillah tahun ini kami mempunyai 4 kelompok, sehingga harus menyiapkan 4 ekor sapi untuk hewan kurban. Kegiatan mbolang setiap tahun pun kami lakukan. Dari satu tempat ke tempat lain, dari rumah satu ke rumah lain kami mulai mencari dan memilih sapi  di rumah penduduk yang memiliki sapi untuk dijual.

Biasanya kami telah mengantongi nama-nama penduduk yang akan menjual sapi. Kampung Trembul adalah salah satu kampung, yang sebagian besar penduduknya beternak sapi, disamping menjadi petani. Sapi bagi orang kampung adalah harta kekayaan yang menjadi kebanggaan, selain harganya yang menjanjikan juga menjadi asset dan alternatif pekerjaan sampingan.

Memelihara sapi bagi mereka adalah sesuatu yang membanggakan, karena bisa menjadi celengan yang sangat menguntungkan. Pak Dirman salah satunya. Dia sudah menjadi langganan kami setiap Hari Raya Kurban. Dia sengaja memelihara sapi, dan menjualnya saat Hari Raya Idul Adha.

Misalnya, saat kami  membeli sapi Pak Dirman dengan harga 17,000.000,- maka yang 10juta dia belikan sapi anak-an.  Setahun kemudian sapi akan kembali dijual dengan harga yang lumayan besar. Tentu beternak semacam ini sangat menjanjikan, disamping menjadi pekerjaan sampingan juga mempunyai keuntungan yang lumayan besar.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat mencari hewan kurban 

Satu, hewan kurban harus mencapai usia minimal

Dalam berkurban hewan yang diperbolehkan adalah unta, sapi atau domba( kambing). Dan disyariatkan mencapai usia yang telah ditentukan. Unta minimal berusia 5 tahun dan telah masuk tahun ke 6. Sapi minimal berusia 2 tahun dan telah masuk tahun ke 3. Sedangkan domba atau kambing minimal berusia 1 tahun dan telah masuk tahun ke 2.

Ketika mencari hewan kurban maka pertama kali yang saya tanyakan adalah berapa umur sapi. Hal ini penting, jangan sampai hanya melihat gemuknya saja namun usia belum mencapai yang disyariatkan agama.

Sapi milik De Darko dengan harga 16.500.000. Dokpri
Sapi milik De Darko dengan harga 16.500.000. Dokpri

Dua, sehat dan tidak cacat

Saat memilih hewan kurban hendaklah teliti dan jangan sampai ada cacat. Artinya hewan kurban harus sehat tidak sedang sakit. Selain itu hewan kurban tidak boleh cacat  Misalnya kakinya pincang, matanya buta sebelah atau hewannya kurus.

Tujuan daging kurban akan dibagikan kepada sesama terutama bagi orang yang kurang mampu, maka hendaklah dicari hewan yang gemuk dan sehat.

Tiga, milik sendiri

Jika seorang muslim ingin melaksanakan kurban, maka jauh hari sebelumnya telah menyiapkan hewan kurban. Seperti yang saya lakukan  dua bulan sebelumnya  sudah mencari hewan kurban, selain harganya stabil mencari hewan kurban tidak terburu-buru akan mendapatkan hasil yang memuaskan dengan harga yang terjangkau.

Berbeda saat mencari hewan kurban dadakan, bisa jadi harganya sudah melambung karena mendekati Hari Raya Idul Adha. Selain harga yang mahal, terkadang tak ada pilihan lain karena stok sudah habis.

Hewan kurban harus milik sendiri, bukan dalam masa gadai, atau bahkan masih menjadi milik orang lain. Menjadi kebiasaan di kampung ada orang yang memelihara sapi, atau beternak sapi tetapi bukan miliknya secara utuh, dia akan mendapat upah separo saat sapinya telah dijual.

Bapak dan Ibu, Hari Raya Kurban adalah momen bagi kita sebagai umat muslim untuk meningkatkan rasa syukur kita terhadap Allah SWT yang telah memberikan nikmat tak terhingga.  

Dengan  berkurban kita juga bisa berbagi. Berbagi daging kurban kepada para dhuafa supaya merasakan kelezatan daging yang mungkin tidak setiap hari mereka bisa menikmatinya. Selain itu dengan berkurban kita akan mendapat keberkahan rezeki.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat. 

Referensi : Https//: apps.detik.com.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun