Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Beruntung Ada Kartini

23 April 2024   11:59 Diperbarui: 23 April 2024   12:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan Hari Kartini SDN Rayung II Senori. Dokpri.

Beruntung ada Kartini 

Mungkin jika tidak pernah mengenal sejarah bagaimana perjuangan Kartini, mungkin hidup para wanita yang semodernini disangkanya kehendak alam. Bahkan jika tidak ada Kartini  apakah perempuan-perempuan berkesempatan mengenyam Pendidikan seperti sekarang.  

Beruntung ada Kartni

Jika bukan kartini apakah perempuan  bisa menjadi guru, pegawai, karyawan pabrik, pengusaha, bahkan menjadi presiden. Sekarang perempuan bebas menentukan wanita karier sesuai yang diinginkan, bebas menduduki jabatan sesuai kemampuannya.

Beruntung ada Kartini

Dahulu perempuan hanyalah konco wingking, yang bertugas, di dapur, Kasur dan sumur. Perempuan hanya bertugas ngopeni anak, memasak untuk suami, membersihkan rumah dan hal-ahal yang berkaitan dengan kerumahtanggaan.  Karena hanya bertugas di bagian belakang maka tak perlu berpendidikan tinggi.

Beruntung ada Kartini

Di zaman penjajah, yang berhak mengenyam pendidikan hanyalah orang-orang priyayi, putra bupati dan mereka anak-anak penguasa. Kartini kecil melihat ketimpangan dan ketidakadilan atas perlakuan perempuan. Kaum perempuan tidak pernah dilibatkan apapun bahkan tak berhak berpendidikan.

Beruntung ada Kartini

Orang tua begitu mengunggulkan para laki-laki, adanya perempuan tak pernah direken(tak pernah diperhatikan). Orang zaman dulu, saat mempunyai anak perempuan yang sudah kelihatan gede maka segera dicarikan bojo. Apakah perempuan itu tahu siapa calon suaminya?

Beruntung Ada Kartini

"Perempuan dulu manut saja apa kata Bapak", kenang nenekku saat dirinya dijodohkan dengan orang yang tidak dia kenal bahkan umur kakek saat itu terpaut 26 tahun dari usia nenek.

"Apakah nenek cinta", tanyaku waktu itu

Nenek hanya tertawa terkekeh, karena dia tidak tahu apa itu arti cinta. Yang dia tahu setelah bersuami maka kewajibannya adalah melayani suami dengan sepenuh hati. tidak boleh melawan suami, karena dosa.

Beruntung ada Kartini

Wanita bisa bersekolah, bisa memilih, bisa bergerak, bisa bekerja, bisa menentukan nasibnya. Bukan jamannya lagi wanita terkekang dan terbelenggu. Berkat Kartini perempuan menjadi modern,  berpikir kritis dan kreatif.

Beruntung ada Kartini, kaum perempuan menjadi priyayi yang berderajat

Tuban, 22 April 2024

Salam sehat selalu, selamat hari kartini untuk perempuan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun