Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pernak-Pernik Cerita Saat Mengikuti Pembekalan Calon Pengajar Praktik

20 April 2024   10:55 Diperbarui: 20 April 2024   19:55 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta CPP saat melakukan sianu bareng dan diskusi bersama di SMA 1 Soko, Tuban. Dokpri 

Lega rasanya setelah menjalanai pendadaran di kawah candradimuka, Ya saya menyebutnya demikian karena kegiatan pembekalan selama 15 hari itu membawa kesan tersendiri.

Kegiatan pembekalan calon pengajar praktik yang sangat inten ini kami lalui dengan penuh pengorbanan, baik tenaga, waktu,  pikiran dan keluarga.

Semua harus dikondisikan sedemikian rupa, apalagi saat pembekalan bertepatan dengan puasa Ramadan jadi kami harus mempunyai prioritas di atas prioritas.

Seperti apakah hari-hari itu kami jalani, berikut pernak-pernik kegiatan saat pembekalan CPP yang bisa saya tuliskan

Pertama, kegiatan padat merayap.

Setelah mendaftar menjadi calon pengajar praktik dan dinyatakan lulus kami menunggu kapan dimulainya pembekalan. Bayangan kami mungkin seperti saat mengikuti calon guru penggerak, artinya segala kegiatan di luar jam pembelajaran sehingga  tetap focus pada KBM(kegiatan belajar mengajar).

Namun kenyataannya tidak sesuai ekspektasi, ternyata pembekalan berlangsung lebih singkat yaitu selama 15 hari, jauh dibanding dengan saat mengikuti Pendidikan Guru penggerak selama 6  bulan.

Namun demikian justru waktu yang singkat itu dipadatkan dan benar-benar memberikan suasana tersendiri bagi kami.  Pembelajaran dimulai tepat pukul 07.00- 16.00 WIB. Ada waktu istirahat pada pukul 12.00 -- 13.00 WIB. Jadual yang padat merayap itu harus kita kondisikan dengan cermat.

Jangan sampai selama tatap muka maya kita tidak hadir, apapun alasannya. Selain mempunyai penilaian sendiri, kita juga akan merugi jika terlewatkan satu materi saja. Semua materi adalah daging yang empuk, dan enak disantap, jadi rugi dong jika kita lewatkan begitu saja.

Kedua, memprioritaskan di atas prioritas, apa maksudnya ya,,,?

Pembekalan berlangsung selama 15 hari. 12 belas hari dilaksanakan di awal Ramadan, dan 3 hari setelah Hari Raya Idul fitri. Hari pertama pembekalan bersamaan dengan puasa di hari pertama. Kebayangkan bagaimana saat  menghadapi puasa, apalagi di awal Ramadan.

Tentu Emak-emak akan riuh, repot dan semangat saat harus menyiapkan takjil berbuka puasa. Menyiapkan makanan seenak mungkin untuk memotivasi anak-anak saat menjalankan ibadah puasa. Namun sayang bagaimana mungkin kita memasak  saat  harus berada di depan laptop.

Mestinya saat sore hari saya memasak, namun kuabaikan karena ada pembekalan CPP. Itulah yang saya maksud dengan priorotas di atas prioritas.

Jalan satu-satunya kita pun harus menjelajah di bebrapa tempat. Setelah pembekalan selesai kitapun bergerak berburu takjil dan aneka makanan menjelang berbuka puasa. Sebenarnya lebih puas jika masak sendiri sesuai dengan lidah orang rumah, namun apa daya tangan pun tak sampai.

Namun demikian adakalanya kita bisa nyambi, yaitu mengikuti zoom, sambil masak sayur bening, kita bisa nyambi potong sayur, dan memasaknya hingga selesai. Namun itu hanya saya lakukan sekali saja.

 

Saat harus nyambi, di tengah-tengah zoom. Dokpri
Saat harus nyambi, di tengah-tengah zoom. Dokpri

Ketiga, tak sempat tidur siang

Biasanya selama Ramadan kita sempatkan tidur di siang hari, apalagi kita tahu bahwa tidurnya orang puasa bernilai ibadah. Namun apa daya, jika tidur siang pun tak pernah dilakukan  selama pembekalan CPP(Calon Pengajar Praktijk)  

Yang ada harus jaga kesehatan seoptimal mungkin, minum vitamin dan menjaga imun tubuh agar tetap sehat dan bugar walaupun kelelahan bergerak datang silih berganti.

Selama pembekalan ada banyak tagihan dan refleksi diri yang harus diunggah di LMS, due datenya pada pukul 23.00 WIB.  Saya pun berusaha tidak melewatkannya. Selesai pembekalan pada pukul 16.00 WIB. Malamnya melaksanakan tarawih dan tadarus di masjid, sepulang dari masjid buka LMS dan menyelesaikan tugas..

Keempat, Hari Raya Idul Fitri tanpa baju baru

Waktu pun berlalu hari-hari selama puasa terlewatkan begitu saja. Tiba saatnya hari raya tiba, namun anak-anak belum terbelikan baju baru.

"Mama kapan kita beli baju baru", rengekan anak bungsu berusia 9 tahun.

"Sabar, pasti bunda belikan, nunggu dulu selesai zoom ya", jawabku menenangkan.

"Memangnya kapan selesainya Bun",

"Nah, saat puasa dapat 25 hari Bunda sudah libur",  

Begitulah anak bungsu selalu menghitung hari demi hari kapan puasa dua lima hari, karena saat itulah bundanya berhenti berada di depan laptop.

Alhamdulillah hari yang ditunggupun tiba, tepat di hari ke 26 Ramadhan saya pun memenuhi janji si bungsu, pergi ke Mall untuk beli baju baru.

"Bunda, gak beli baju ya", tanyanya saat memilih dan memilah baju pilihannya.

"Bunda lagi gak pengin beli baju, Adik saja yang beli, sudah gak mood, he he ", jawabku

Entahlah, tahun ini rasanya baju baru bukan menjadi prioritas lagi, mungkin terbawa dengan kondisi yang padat kegiatan sehingga tak terpikirkan sama sekali. Biarlah anak-anak saja yang baru untuk emaknya, pakai baju yang lama. He he

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Kelima, harus standby di depan laptop

Kegiatan pembekalan dilakukan secara daring mulai hari pertama hingga terahir. Keaktifan peserta menjadi bagian dari penilaian. Bahkan semua peserta harus menyampaikan pendapatnya saat diskusi, saat refleksi juga ketika menanggapi pendapat dari peserta lainnya.

Kelas benar-benar aktif, bahkan saat memandu kegiatan fasilitator mengabsen satu persatu siapa saja yang belum menyampaikan pendapatnya, sehingga tak mungkin dong kita bersembunyi di balik layer. He... he.

Bisa dibayangkan bagimana rasanya kita harus duduk di depan laptop selama sepuluh jam. Pasti terasa  nano-nano. Punggung pegel, dan leher kaku, Ada waktu satu jam untuk istirahat dari pukul 12.00 -13.00 WIB.

Beruntung kita ada WhatsApp group sehingga ada komunikasi antar peserta. Walaupun sebagian tidak saling kenal,  di WA group itulah kita saling sapa. Bahkan menyampaikan guyonan sebagai pelampiasan saat kejenuhan mulai menginggapi sebagian peserta.

Keenam, tiga hari yang melelahkan menjelang berahirnya masa pembekalan

Materi -materi yang disampaiakn selama pembekalan CPP adalah materi berbobot yang sudah kita pelajari saat menjadi calon Guru Penggerak(CGP), sehingga tidak asing lagi bagi kami. Namun demikian pembahasannya lebih intensif dan dimantapkan kembali supaya pemahaman lebih bermakna.

Materi yang terkesan dan menjadi pengalaman baru bagi kami, yaitu saat  harus mensimulasikan kegiatan lokakarya dan pendampingan individu. Karena simulasi ini dilakukan secara virtual. Mula-mula kita membuat moderasi pembelajaran secara lengkap dan detail.

Membuat sekenario pembelajaran sekaligus narasi percakapan, mulai pembukaan, kegiatan inti juga  penutupan. Kegiatan yang seharusnya dilakukan selama satu hari itu disimulasikan hanya 30-60 menit saja.

Maka disinilah kita harus pandai-pandai mengatur waktu dan keluwesan dalam membawakan suasana pembelajaran, karena seolah-olah kita menghadapi peserta CGP secara luring.

Setiap kelompok terdiri dari 6-7 orang. Setiap peserta akan menjadi actor dalam simulasi pembelajaran diantaranya menjadi PP, CGP, pemantau, rekan sejawat, Kepala Sekolah dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan dalam moderasi.

Peserta saat melakukan simulasi virtual. Dokpri
Peserta saat melakukan simulasi virtual. Dokpri

Ketujuh, berahirnya postes berahir pula masa pembekalan CPP.

Kegiatan terahir yang harus kita ikuti adalah melakukan refleksi diri dan penilaian dari masing-masing kelompok saat simulai lokakarya dan pendampingan indoividu yang dipandu oleh nara sumber. Namun sebelumnya kita melakukan postes terlebih dahulu.

Disitulah kita disuguhi 30 soal terkait dengan bagaimana mengimplementasikan materi-materi pembelajaran yang sudah kita terima dengan durasi waktu 60 menit.

Beruntung sebelumnya ada sinau bareng dan belajar kelompok dengan teman-teman.  Kegiatan ini dapat membantu kami  saat menyelesaikan soal-soal. Kami berharap hasil postes memuaskan dan berahir dengan lulus bersama. Amiin.

Bapak dan ibu, sekelumit cerita ini menjadi penting kami kisahkan di sini untuk berbagi kepada teman-teman yang berminat menjadi calon pengajar praktik di angkatan selanjutnya. Apapun  hasilnya yang penting kita telah melaksanakan prosesnya.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun