Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimanakah Cara Kita Menyikapi Saat Harga Beras Melambung?

7 Maret 2024   20:29 Diperbarui: 7 Maret 2024   20:35 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani saat ngasak. Gambar dari  pak tani digital.com

Mungkin inilah yang perlu ditanamkan untuk kita dan generasi sekarang bahwa apapun makanannya yang penting lauknya adalah lapar sehingga makanpun dinikmati saja, tanpa harus tolah-toleh dan menggerutu.

Ilustrasi petani saat ngasak. Gambar dari  pak tani digital.com
Ilustrasi petani saat ngasak. Gambar dari  pak tani digital.com

Tetap bersyukur

Saat ini harga beras lagi naik walaupun di tempat tinggal saya sampai hari ini masih tetap dengan harga Rp.15.000,- di selep, namun jika belinya di toko atau di warung sudah seharga 17.000,-. Alhamdulillah, kita syukuri saja selama beras masih ada dan kita bisa membelinya.

Mungkin karena hidup di desa sehingga tak pernah merasakan kelangkaan beras. Di selep selalu ada beras. Jika di sebelah timur desa panen, maka sebelah utara desa biasanya sudah tandur lagi, begitu seterusnya. Jika sebagian petani di Desa Waru sedang panen, justru di Desa Gayam ada yang sudah menanam padi.

Itulah kuasa Allah yang menciptakan kesejahteraan bagi petani di pedesaan. Jikapun mereka tak punya lahan pertanian mereka bisa ngasak, yaitu mencari padi yang tersisa di sawah. Ternyata hasilnyapun lumayan banyak.

Beberapa tetangga yang sehari-hari pekerjaannya ngasak bisa menghasilkan 1 karung gabah dalam sehari.  Mereka mencari dari tempat yang satu ke tempat yang lain memburu dan mencari informasi daerah mana yang sedang panen.

Bagi mereka saat panen raya adalah saat yang membahagiakan karena saat tetangganya panen mereka juga ikut panen, dari hasil ngasaknya. Bahagia tak terkira saat harga beras  melambung mereka tidak beli, justru mempunyai tumpukan gabah hasil dari ngasaknya.

Ilustrasi gambar saat petani memanen. Gambar dari Gokomodo.com 
Ilustrasi gambar saat petani memanen. Gambar dari Gokomodo.com 

Mencari makanan pengganti beras

Sekarang ini banyak orang melakukan diet dengan beberapa alasan, karena sakit ataupun karena menjaga penampilan. Bagi mereka yang mengatur pola makan, biasanya akan mengurangi makan nasi dan menggantinya dengan makanan lainnya diantaranya makanan yang mengandung protein dan sayuran.

Sehingga saat harga beras di pasaran naik, mereka tidak terpengaruh, toh yang dibutuhkan setiap hari telah diganti dengan menu yang lain. Bisa kentang, jagung rebus, brokoli atau buah-buahan.

Bagi kita yang masih menggemari makanan berat pengganti nasi bisa beralih ke nasi jagung atau nasi tiwul. Apalagi saat ini banyak orang yang sudah mengnsumsi nasi jagung karena suatu penyakit. Di pasar tradisional banyak penjual nasi jagung ataupun nasi tiwul, sehingga kita bisa membelinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun