Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berburu Sertifikat di Lembaga Sendiri, Memang Bisa?

21 Februari 2024   20:30 Diperbarui: 21 Februari 2024   20:40 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan workshop di lembaga sendiri. Dokpri

Gonjang-ganjing PMM ahir-ahir ini mempunyai cerita tersendiri, aplikasi yang membuat para guru harus berburu sertifikat demi memenuhi tuntutan 32 poin pada Penilaian Kinerja Guru. Bagaimanakah saya menyikapinya?

Menindaklanjuti penilaian kinerja guru di PMM yang mengharuskan guru mempunyai 32 poin dari peningkatan kompetensi yang dimiliki, maka kami dari komunitas belajar di SD menyelenggarakan workshop di lembaga sendiri.

Apakah boleh? Jawabannya sangat boleh.  Justru diharapkan seperti ini, dilakukan di lembaga sendiri diluar jam mengajar. Misalnya dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Kami sendiri melaksanakan pada hari Sabtu, pukul 13.00 dan selesai pada pukul 14.30 WIB

Kebetulan saya sebagai nara sumbernya, sedang sebelas rekan guru yang lain menjadi peserta. Hal ini sudah bisa dilakukan dan berhak mendapatkan sertifikat karena komunitas belajar telah melaksanakan praktik baik.

Sertifikat bisa dikeluarkan oleh ketua komunitas belajar dan kepala sekolah sehingga kita tidak usah berpayah-payah mencari dan mengikuti segala macam workshop yang marak di beberapa tempat  baik online maupun of line.

Dalam workshop kali ini sertifikat peserta mendapat 4 poin,  sedangkan nara sumber mendapat 8 poin karena telah melaksanakan praktik baik.

Materi yang saya sampaikan tentang budaya positif yang dibangun di sekolah. Saya mempersiapkan materi ini dari modul Guru Penggerak. Modul-mudul tersebut sangat relevan untuk kita sampaikan karena memuat hal-hal positif yang perlu kita implementasikan di sekolah.

Saya menyampaikan tentang peran guru sebagai pendidik hampir sama dengan petani. Jika petani menyemaikan benih kemudian memeliharanya, memupuk mengairi, membasmi ulat-ulat dan jamur yang mengganggu tanaman padi.

Hal ini senada dengan peran guru, bahwa kita harus memelihara murid, mengusahakan agar sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan, aman, nyaman, untuk tumbuh serta dapat menjaga dan melindungi murid dari hal-hal yang mengganggu perkembangan potensinya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sehingga guru bertanggung jawab menciptakan lingkungan positif yang saling mendukung diantara warga sekolah agar saling bekerja sama dan tercipta kebiasaan-kebiasaan baik sehingga membentuk sebuah budaya positif.

Ada beberapa kegiatan positif yang sudah kami lakukan di sekolah yang bisa menjadi referensi untuk menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah,  antara lain :

Membaca asmaul husna

Asmaul Husna adalah nama-nama dan sifat agung Allah Subhanahu Wa ta'ala. Membaca asmaul husna dapat membuat hati menjadi tenang. Hikmah membaca asmaul husna banyak sekali diantaranya dapat menghapus segala dosa, dijauhkan dari sifat lupa dan diberi kelancaran di setiap urusan.

Untuk itu dalam menanamkan rasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT kita bisa membiasakan k anak-anak membaca asmaul husna secara bersama-sama di halaman sekolah.

saya menyiapkan foto copy lafadz Asmaul Husna  di lembaran kertas. Masing-masing anak membaca secara bersama-sama. Pada mulanya anak-anak belum hafal sehingga harus membaca pada lembaran kertas. 

Setiap hari itu dibaca sebelum pembelajaran mulai, dipimpin oleh kakak kelas yang telah fasih membaca Al-Qurn, kurang lebih satu bulan anak-anak sudah bisa membaca tanpa teks. Karena mereka hafal dengan sendirinya.

Di sekolah saya membaca asaul husna bersama-sama setiap hari Selasa dan Rabu, sebelum jam pembelajaran dimulai

Mahalul qiyam

Mahalul qiyam adalah salah satu bentuk membaca sholawat kepada Nabi Muhammad dengan berdiri. Saat membaca sholawat pada Nabi kita berharap mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah Subhanahu Wata'ala. 

Membaca sholawat pada nabi dengan mahalul qiyam juga bisa dilaksanakan di sekolah. Lembaga saya sendiri membacanya setiap hari Kamis sebelum jam pembelajaran dimulai.

Dengan membiasakan membaca sholawat maka diharapkan keberkahan dan kebahagiaan akan kita dapatkan baik di dunia maupun di ahirat nanti.

Kebiasaan baik mengenalkan sholawat pada anak-anak menjadi doa dan harapan sebagai umat islam bisa menjadi budaya positif yang bisa menumbuhkan keimanan dan ketakwaan, tumbuhnya sikap karakter yang menjadi tujuan dari Profil Pelajar Pancasila.

Kebiasaan senam bersama menjadi budaya positif di SDN Tunggulrejo. Dokpri
Kebiasaan senam bersama menjadi budaya positif di SDN Tunggulrejo. Dokpri

Senam pagi

Selain kegiatan di atas ada lagi kegiatan yang bernilai positif dan dianjurkan yaitu senam. Senam di pagi hari sangat bagus untuk kesehatan jasmani. Akal yang sehat terletak pada badan yang sehat.

Olah raga dengan melakukan senam bersama bisa menjadi salah satu agenda rutin dan menjadi kebiasaan yang bernilai  positif di sekolah. Gerakan senam yang variatif dan iringan music gembira bisa menambah imun bagi anak-anak.

Bagi Bapak dan ibu guru bisa memilih senam di you tube sesuai dengan usia anak. Kita bisa menyesuaikan jenis senam apa saja yang pantas kita latihkan pada anak. Semakin bervafiasi senam yang kita lakukan maka akan mengurangi tingkat kebosanan. Anak akan semangat mengikuti irama dan Gerakan senam.

Sekolah saya melakukan senam bersama pada hari jumat dan Sabtu sebelum jam pembelajaran dimulai

Melaksanakan salat dhuha

Salat adalah salah satu ibadah yang disyariatkan bagi umat Islam. ada salat fardhu, juga shalat sunah. Salat dhuha adalah salah satu ibadah sunah yang boleh dikerjakan orang Islam.

Dalam menumbuhkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, anak-anak bisa dilatih dengan salat dhuha berjamaah. Ada banyak hikmah di dalamnya seperti, melatih anak untuk shalat.

Kewajiban salat fardhu terkadang masih ditinggalkan oleh anak-anak, karena berbagai faktor misalnya tidak ada kepedulian dan penguatan dari lingkungan kelurga, sehingga mereka mengerjakannya ogah-ogahan.

Melihat kondisi ini perlu kiranya sekolah membiasakan salat sunah berjamaah dalam rangka melatih mereka untuk mengerjakan salat fardhu.

Salat dhuha berjamaah. dokpri
Salat dhuha berjamaah. dokpri

Salat dhuhur berjamaah

Disamping melatih anak untuk mengerjakan salat sunah dhuha anak juga dilatih untuk melakukan kewajibannya yaitu shalat dhuhur berjamaah.

Biasanya usia SD anak masih suka bolong-bolong dan tidak tertib dalam menjalankan rukun Islam kedua ini, sehingga sekolah perlu melatihnya supaya nanti kelak dewasa menjadi kebiasaan yang tidak boleh ditinggalkan.  

Salat dhuhur berjamaah di sekolah saya dilaksanakan pada hari Senin hingga Kamis.

Kegiatan literasi.

Literasi adalah kegiatan yang menjadi bagian dari pembelajaran itu sendiri, namun sebaiknya sekolah juga membiasakan literasi pada jam 0 atau sebelum pembelajarn dimulai. Kebiasaan ini bisa difasilitasi dengan membuat pojok baca.

Anak-anak diberi kesempatan membaca selama 15 menit, setelah itu anak dipersilahkan untuk menyampaikan apa yang telah dibaca di depan kelas.

Kegiatan ini banyak manfaatnya, pertama, anak akan terbiasa membaca.  Dengan membaca akan menambah pengetahuan. Membaca juga melatih berpikir kritis karena otak akan berusaha memahami apa yang menjadi isi bacaan.

Kedua,melatih anak percaya diri.  Setelah membaca selesai, anak akan dilatih untuk perform di depan kelas, dengan menyampaikan pesan dan amanah yang terkandung dalam isi bacaan.

Kegiatan ini, dapat melatih mental dan menumbuhkan  keberanian anak saat maju di depan kelas. Hal ini dapat melatih kepercayaan diri  saat berbicara di depan orang banyak.

Kegiatan literasi. Dokpri
Kegiatan literasi. Dokpri

Upacara bendera

Upacara bendera adalah kegiatan rutin yang sudah menjadi kebiasaan di sekolah. Upacara bendera banyak manfaatnya, diantaranya melatih kedisiplinan.

Penerapan disiplin tampak saat upacara berlangsung. Misalnya saat barisan disiapkan, semua harus bersikap siap, tidak boleh bergerak dan dilarang berbicara selama upacara berlangsung. Hal ini melatih disiplin.

Selain itu upacara juga sebagai bentuk cinta tanah air. Hal ini dibuktikan saat bendera merah putih dikibarkan oleh pengibar bendera semua peserta upacara harus hormat. Dengan satu komando maka semua peserta akan melaksanakan penghormatan kepada bendera merah putih.

Upacara juga menjadi cara yang efektif untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang, saat mengheningkan cipta semua peserta upacara tunduk  memanjatkan doa kepada para pahlawan yang telah menegakkan bumi pertiwi Indonesia.

Bapak dan Ibu, demikianlah saya menyampaikan materi tentang budaya positif yang bisa diterapkan di sekolah.  Hal-hal baik bisa menjadi kebiasaan positif sehingga membentuk karakter anak sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman bertakwa kepada Tuhan yang Esa dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun