Rasanya nano-nano, badan pegel semua, menahan rasa kantuk yang amat sangat, lelah, letih, lesu, sangat capek bercampur menjadi satu.
Saya yakin seratus persen,  itulah yang dirasakan  petugas KPPS yang melaksanakan tugas saat pemungutan suara tangal 14 Februari 2024 kemarin.
Hampir semua TPS rata-rata menyelesaikan tugas lebih dari pukul 01.00 dini hari. TPS Saya sendiri selesai pada pukul 03.00 WIB. Dari tujuh TPS yang ada di desa saya  lima diantaranya selesai pada pukul 03.00 WIB pagi, atau tanggal 15 Februari 2024.
Perjuangan yang melelahkan. Mereka bekerja sepanjang waktu 24 jam lebih tanpa istirahat. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya bekerja tanpa istirahat, itulah yang dialami pejuang demokrasi yang ada di garda depan.
Memungut, menghitung dan melaporkan kepada atasan, dalam hal ini PPS(Panitia di Desa) dilanjutkan ke PPK( Panitia di Kecamatan). Menghindari kesalahan seminim mungkin supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Banyak pesan singkat yang saya abaikan, beberapa kawan diluar sana menanyakan: "Mbak, jagonya menang atau kalah",
Tak satupun yang terjawab, saking tidak kobernya memegang Handphon, he he ... Selain petugas KPPS harus netral, tak ada rasa bungah atau sedih tersebab menang atau kalah, semua berharap semoga pekerjaan ini cepat selesai dengan tuntas.Â
Beruntung  TPS di Desa Mulyorejo semua petugas tidak ada yang sakit atau masuk rumah sakit karena kelelahan. Pantas saja salah satu syarat menjadi anggota KPPS harus menunjukkan surat sehat dari dokter. Usianyapun di dibatasi tidak boleh lebih dari 55 tahun. Melihat cara kerja di lapangan, mengharuskan seseorang berbadan sehat dan kuat.
Saya sendiri, walaupun rasa lelah mendera, menahan kantuk tapi tetap saja menyelesaikan tugas ini dengan penuh hati-hati dan teliti. Kekeliruan satu surat suara saja akan menghitung ulang surat suara yang ada di kotak suara. Makanya harus jeli dan penuh hati-hati.