Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salat sebagai Wujud Penghambaan Kepada Allah Subhanahu wata'ala

9 Februari 2024   03:51 Diperbarui: 9 Februari 2024   03:59 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isro'Mi'raj bisa menjadi momen muhasabah diri bagi kita umat muslim. Isro'Mi'roj  sebagai pengingat bahwa perintah salat tidak sama dengan perintah ibadah yang lain seperti puasa, haji, bersedekah dan lain-lain.

Saking istimewanya sampai-sampai Allah subhanahu wata'ala harus mengisro'kan nabi Muhammad SAW atau memperjalankan nabi dari Masjidil haram ke masjidil Aqsa. Kemudian melanjutkan perjalanan dari Baitul Aqsa menuju ke Sidratul Muntaha.

Hal itu menunjukkan bahwa nilai ibadah salat melebihi dari ibadah-ibadah yang lain. Salat adalah salah satu ibadah yang khusus, karena bermomunikasi langsung kepada Allah SWT. Tidak ada ibadah lain yang seistimewa salat, karenaibadah ini merupakan penghambaan kepada Allah Subhanathu wata'ala melalui sujud dan doa-doa yang kita panjatkan pada setiap gerakan salat.  

Misalnya haji, jika pun seseorang tidak bisa melakukannya maka bisa digantikan orang lain atau dapat melakukan badal haji. Seperti juga jika orang tidak mampu melaksanakan puasa maka bisa dengan membayar fidyah dan lain-lain.

Berbeda dengan salat kita langsung berkomunikasi kepada Allah Subhanahu wa taala. Bacaan yang kita lafadzkan jika benar-benar dipahami maka semua adalah doa sekaligus mengagungkan keesaan Allah.

Untuk itu dalam kesempatan Isro' Mi'roj ini mari kita berinstrospeksi bagaimana kita melakukan ibadah salat ini.

ilustrasi gambar saat siwa sedang melakukan rukuk dalam salat. Dokumen pribadi
ilustrasi gambar saat siwa sedang melakukan rukuk dalam salat. Dokumen pribadi

Sudahkan khusu' dalam shalat.

Banyak orang melakukan salat hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Mereka melakukan salat karena perintah dan kewajiban saja. Bahkan masih enggan melaksanakannya, karena kesibukan yang menghalanginya.

Keimanan hamba memang bertingkat-tingkat. Para alim dan salafussholih salaf memaknai salat sebagai ajang komunikasi kepada Allah Subhanahu watala. Mereka bahkan menikmati shalat sehingga saking asyiknya salat, tidak terhitung sudah berapa rakaat yang telah dikerjakannya.

Seperti yang didhawuhkan Gus Baha' dalam tausiyahnya ada seorang ulama yang salat sampai seribu rakaat. Pada awalnya salat 2 rakaat saja, namun karena dia menikmati salat ahirnya timbul rasa syukur. Saat dia bersyukur dia melakukan salat lagi, setelah salam dia ingin lagi dan ingin melakukan lagi hingga tidak terasa bahwa salatnya sudah seribu rakaat. Subhanallah.  

Salat mencegah kemungkaran

"Sesungguhnya salat itu mencegah perbuatan keji dan munkar" ( Q.S. Al.Ankabut ayat 45).

Dunia ini adalah sebuah permainan. Kita sebagai manusia adalah tokoh dan pelaku dalam permainan tersebut. Pemain dalam tokoh banyak perannya ada yang baik atau protagonis, ada juga yang buruk atau antogonis.

Sebagai manusia kita diharuskan untuk berihtiyar melakukan perintah Allah dan menjahui larangannya. Beriman dan bertakwa adalah syarat yang sebaiknya dimiliki seorang muslim. Bagi orang-orang beriman mempunyai kewajiban yang harus dilakukan. Salah satunya memenuhi perintah salat yang menjadi rukun Islam yang kedua. 

Karena dengan melaksanakan salat dapat mencegah perbuatan keji  dan munkar. Islam melarang perbuatan-perbuatan keji, contohnya syirik, berjudi, minum-minuman keras, mengundi Nasib dan lain-lain.

Adapun contoh perbuatan munkar antara lain berbohong, iri dan dengki, takabur, mengadu domba, berbuat zalim, menyuap, membunuh, dan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh Islam.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Salat merupakan wujud penghambaan

Implementasi keimanan orang Islam ada pada salatnya, jika salatnya telah dilakukan dengan baik, maka perilaku yang lain juga akan baik, dan sebaliknya jika salatnya masih bolong-bolong dan tidak menyempurnakan syarat dan rukunnya, belum mencerminkan tunduk pada Tuhannya.

Untuk itu penting bagi kita sebagai muslim berusaha menyempurnakan salat. Dimulai dengan menyempurnakan wudlu, sebagaimana Rasulullah saat akan melakukan isra' juga dibersihkan oleh malaikat Jibril. Karena akan menerima perintah salat tersebut.

Dalam lafadz salat banyak yang mencerminkan penghambaan dan mengagungkan kekuasaan Allah. Seperti saat membaca doa iftitah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, dan matiku hanya untuk Allah semata".

Demikian juga saat membaca surat Fatihah,"Hanya kepadamulah kami menyembah dan hanya kepadamulah kami minta pertolongan"

Saat Ruku' membaca "Subhaana robbiyal 'adzimi wa bihamdih" artinya: "Maha suci Allah yang agung serta aku memuji kepadaNya"

Saat sujud melafadzkan "Subhana rabbiyal a'la wabihamdih", yang artiya : "Maha suci Allah Yang Maha tinggi serta aku memuji kepadaNya".  

Semua lafadz-lafadz dalam gerakan salat berisi pujian, penghambaan juga permintaan pengampuanan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, maka hendaknya kita berusaha memperbaikinya dengan cara mengetahui arti dalam lafadz tersebut.

Bapak dan Ibu, dengan peringatan Isra'Mi'raj ini momentum bagi kita untuk muhasabah diri, sudahkah kita melaksanakan salat dengan khusyu'?

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun