Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimanakah Membangun Budaya Posistif di Sekolah?

5 Februari 2024   14:15 Diperbarui: 9 Februari 2024   11:02 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersalaman dengan baoak dan ibu guru saat datang di sekolah. Gambar : SMK Gombong

Jujur sangat penting ditanamkan kepada anak-anak. Kejujuran adalah modal utama seseorang bermasyarakat. Kejujuran juga menjadi investasi yang berharga terciptanya komunikasi dan hubungan yang sehat antar manusia.

Hendaklah sedini mungkin anak-anak ditanamkan sifat dan sikap jujur. Misalnya saat memberikan pekerjaan rumah pada siswa, apakah dikerjakan sendiri atau dikerjakan oleh ibu atau kakaknya. Hal ini penting menjadi perhatian guru terhadap murid.

Boleh juga dengan mengadakan kantin kejujuran, misalnya di kantin anak-anak ambil jajanan sendiri dan dibayar sendiri, tanpa ada petugas jaga. Saat seperti inilah kejujuran akan dibuktikan apakah mereka sudah menerapkan kejujuran atau belum.

Empat, menanamkan jiwa relegius

Menanamkan relegius pada siswa, sama dengan mengamalkan Pancasila sila pertama yaitu takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan berbagai cara dan kegiatan yang mengandung unsur relegius sesuai dengan kepercayaan dan agama yang dianut.

Sekolah bisa menfasilitasi hal-hal seperti itu, misalnya bagi umat muslim, mengadakan salat dhuha atau salat dhuhur berjamaah, mengadakan peringatan hari besar Islam, membaca asmaul husna sebelum pembelajaran dimulai dan lain sebagainya.

Lima, menamakan toleransi dan rasa empati

Sekolah adalah tempat berkumpulnya anak-anak dari berbagai macam karakter dan latar belakang yang berbeda. Ada anak yang terlahir dari keluarga kaya, ada juga yang kurang mampu. Ada anak yang rajin dan pinter, namun ada yang kemampuannya di bawah rata-rata.

Dari latar belakang yang berbeda dan kemampuan yang tidak sama itulah kita harus menanamkan rasa toleransi dan empati terhadap teman, apalagi bagi mereka yang lagi kesusahan.

Misalnya ada teman yang sakit, maka hendaklah kita mengajak yang lain untuk menjenguk. Masing-masing anak diharapkan menyisihkan uang jajannya untuk dikumpulkan dan dibelikan buah tangan untuk teman yang sedang sakit.

Hal-hal seperti ini, menjadi budaya yang positif di sekolah, setiap kali ada anak yang sakit lebih dari satu minggu saya sering mengajak anak-anak untuk membesuk. Mereka kami ajak untuk berkunjung ke rumahnya, Hal ini dapat menanamkan rasa empati sekaligus menyambung silaturrahmi.

Kegitan literasi di sekolah. Dokpri
Kegitan literasi di sekolah. Dokpri

Enam, menanamkan disiplin positif

Disiplin adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dengan pembentukan karakter siswa. Kita bisa bayangkan apa yang terjadi jika sekolah tidak menerapkan kedisiplinan. Murid akan masuk seenaknya, pelajaran akan diikuti sesuka hatinya, pembelajaran di kelas pun tak bisa maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun